Jakarta (ANTARA News) - Konsorsium Kemandirian Industri Fotovoltaik Nasional (KKIFN) mendorong penguatan struktur industri komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Demikian disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara.

Fotovoltaik merupakan sektor energi dan penelitian yang berhubungan dengan aplikasi panel surya untuk energi dengan mengubah sinar matahari menjadi listrik.

"Industri fotovoltaik merupakan salah satu sektor yang diharapkan berkontribusi dalam pengembangan sistem ketenaga listrikan nasional sebagai alternatif dari penggunaan energi fosil," kata Ngakan, yang juga mengemban tugas sebagai Ketua Umum KKIFN di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, konsorsium tersebut akan menyuarakan betapa pentingnya penggunaan energi surya, serta mendorong tumbuhnya industri komponen pendukung PLTS di Indonesia.

Menurut Ngakan, untuk membangun PLTS, yang dibutuhkan bukan hanya modul surya saja, namun juga baterai, kabel, inverter (pengubah daya) dan beberapa komponen pendukung lainnya.

"Kalau modul surya kita bisa bikin dengan kapasitas 500 megawatt per tahun. Kalau inverter kita belum punya," ungkap Ngakan.

Untuk itu, lanjutnya, KKIFN mengundang para investor terkait komponen yang mendukung PLTS berinvestasi di Indonesia dan mengkonsultasikan rencana investasinya bersama KKIFN.

"Kami juga akan memberikan insentif yang disesuaikan dengan sektor industri berupa tax holiday dan tax allowance tergantung investasi itu menjadi pionir di daerah mana," pungkasnya.

Diketahui, KKIFN dibentuk pada 27 Juni 2016 dengan anggota dari berbagai kementerian dan lembaga, di antaranya BPPI Kemenperin, Kementerian ESDM, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017