Sesekali perempuan yang mengenakan kaus tanpa lengan berwarna hitam dan kain batik berwarna cokelat mengelus-elus perutnya yang membulat sambil meringis menahan rasa sakit.

"Sudah pembukaan satu Mbak, sama bidan disuruh banyak jalan untuk melancarkan proses melahirkan," ujar perempuan bernama Anisa Siti Oktavia (29) itu kepada Antara.

Anisa adalah satu dari puluhan calon ibu yang setiap bulannya ditangani di Klinik Bumi Sehat, sebuah yayasan nirlaba yang menyediakan layanan kesehatan berlokasi di Banjar Nyuh Kuning, Mas, Ubud, Bali, terutama untuk pemeriksaan kehamilan dan persalinan normal dengan metode gentle birth.

Jauh-jauh datang dari Bogor, Anisa mengaku sengaja memilih melahirkan di Bumi Sehat setelah membandingkan pengalaman kedua kakaknya yang satu di rumah sakit dan satu lagi dibantu bidan.

"Suasana dan bau khas rumah sakit itu membuat perasaan tidak enak, susternya juga terkadang galak. Kalau di sini suasana dan bidan-bidannya lebih membuat saya nyaman," kata dia.


Yayasan Bumi Sehat didirikan oleh Robin Lim, bidan berkebangsaan Amerika Serikat yang memiliki kepedulian besar terhadap kesehatan ibu dan bayi.

Keinginan Robin menekuni bidang kebidanan dilatarbelakangi pengalaman pribadi saat adik perempuannya meninggal beserta janin yang dikandungnya, karena dokter luput memberikan perawatan kesehatan yang semestinya.

Pengalaman pahit tersebut membuat Ibu Robin, demikian sapaan karibnya, memantapkan pilihan menjadi seorang bidan untuk membantu menyelamatkan lebih banyak ibu dan bayi.

"Setelah kehilangan adik sendiri saya berpikir bagaimana bisa berusaha lebih jelas, karena itu saya sekolah lagi untuk menjadi bidan," kata dia.

Ibu Robin pindah dari Hawaii ke Ubud bersama keluarganya 26 tahun silam. Pada saat itu, ia menemukan bahwa banyak kehamilan di Bali berisiko tinggi akibat ibu kekurangan gizi, berasal dari keluarga miskin, atau tidak ada akses ke bidan terampil.

Pelan-pelan, Ibu Robin dibantu beberapa sejawatnya membantu persalinan ibu-ibu dari rumah ke rumah, sebelum mendirikan Yayasan Bumi Sehat pada 2005.

Kini, yayasan tersebut telah memiliki satu cabang di Aceh yang didirikan pascatsunami 2004 dan satu lagi klinik di Sentani, Papua, yang sedang dalam tahap pembangunan.

Klinik Bumi Sehat di Ubud memiliki tiga ruang bersalin dan empat ruang pascabersalin (postpartum), poliklinik umum dan laboratorium, klinik akupuntur, serta selasar untuk kegiatan yoga hamil.


Setiap bulan, 13 bidan yang bekerja di klinik tersebut bisa membantu 30-50 kelahiran. Cara-cara yang digunakan oleh para bidan Bumi Sehat dipertahankan agar sealamiah mungkin dengan tidak memakai induksi, penghilang rasa sakit, ataupun alat vakum untuk menarik bayi.

Bayi dan ibu sebisa mungkin dihindarkan dari intervensi kimia yang sebetulnya tidak dibutuhkan dalam proses persalinan. Sementara bidan lebih berperan mendampingi dan memotivasi ibu agar dapat menjalani proses persalinan dengan lancar, tetap menjaga emosi dan psikologi ibu agar tetap rileks.

Meskipun telah mempekerjakan belasan bidan, setiap hari Ibu Robin masih aktif menyapa satu per satu pasiennya. Tidak hanya membuka obrolan, perempuan yang khas dengan tampilan rambut kepang panjangnya ini tidak segan memeluk dan mencium ibu-ibu dan anak-anak yang berkunjung ke kliniknya.

"Salah satu alasan mengapa banyak pasien kembali untuk kehamilan kedua, ketiga, atau merekomendasikan Bumi Sehat ke teman dan kerabat adalah karena bidan-bidan kami melayani dengan kasih sayang," kata Ibu Robin. 


Seluruh pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Bumi Sehat dijalankan dengan sistem donasi, dimana pasien bisa menyumbang seikhlasnya. Jika ada masyarakat yang benar-benar tidak mampu berdonasi dalam bentuk uang, mereka terkadang menyumbang hasil kebun atau karya seni.

Selain donasi dari pasien, operasional klinik tersebut juga disokong bantuan dana dari beberapa individu dan kelompok, meskipun hingga kini belum ada pihak yang bersedia menjadi donor tetap.


Gentle Birth

Secara konsisten Ibu Robin mengampanyekan gentle birth yakni konsep persalinan alami dengan dukungan penuh keluarga, terutama suami, juga tenaga medis.

Metode persalinan ini diyakini memberi banyak manfaat bagi ibu, antara lain agar bayi terkontaminasi bakteri baik yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh.



Penelitian ahli dari Swedia dan Skotlandia menunjukkan bakteri jenis bacteroidetes dan lactobacillus hanya dimiliki bayi yang lahir lewat persalinan normal. Bakteri baik yang didapatkan bayi melalui jalan lahir dan vagina ibunya ini berperan penting melindungi tubuh dari gangguan sistem imunitas, alergi, maupun potensi penyakit jantung dan darah tinggi di kemudian hari.

Jika detak jantung ibu dan bayi stabil serta tidak ada indikasi kelainan atau masalah yang mengharuskannya dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani operasi caesar, Ibu Robin dan para bidan di Bumi Sehat akan dengan setia menyuntikkan semangat dan keyakinan agar si ibu bisa melahirkan secara normal.

Terbukti sejauh ini hanya 2,4 persen pasien Bumi Sehat yang harus dirujuk ke klinik atau rumah sakit.

"Tuhan sudah membuat jalan alami untuk bersalin supaya seorang bayi bisa lahir ke dunia, kalau jalan caesar kan yang membuat manusia. Yang penting kita percaya. Seorang ibu harus membangun keyakinan bahwa dirinya 100 persen bisa melahirkan alami," tutur nenek empat cucu itu.

Yang tidak kalah penting setelah melahirkan adalah proses menyusui. Selalu mendampingi ibu yang baru melahirkan untuk inisiasi menyusui dini (IMD), Ibu Robin juga mengapresiasi program ASI eksklusif yang dicanangkan pemerintah selama 60 hari kelahiran hidup.

"ASI penting sekali supaya bayi punya sistem imunitas yang bagus, lebih pintar, sehat, dan panjang umur," kata bidan profesional bersertifikat yang teregistrasi di Amerika Utara dan anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Pengabdian dan cinta kasih yang menjadi dasar kegiatan aktivisme Ibu Robin selama hampir tiga dekade tinggal di Indonesia tidak lepas dari perhatian media.

Pada 2011, ia mendapat penghargaan Hero of The Year dari jaringan berita CNN dan memenangi 300 ribu dolar AS.



Hadiah tersebut kemudian digunakan untuk mendanai pembangunan Klinik Bumi Sehat yang baru, menggantikan klinik lama yang bangunannya mulai rusak.

April lalu, Ibu Robin kembali diganjar predikat Tokoh Perubahan 2016 oleh harian Republika.

Nyatanya, mendapat pengakuan nasional maupun internasional atas kerja sosialnya tidak menjadikan Ibu Robin puas diri.

"Jalan saya masih panjang. Misi Bumi Sehat tidak hanya mengabdikan diri untuk kegiatan medis tetapi juga berbagi cinta. Setiap pasien kami rawat dengan cinta, setiap bayi kami buat damai kehadirannya di dunia," kata perempuan 60 tahun itu.

Oleh Yashinta Difa
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017