Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, H Supian Hadi menyerukan kepada masyarakat untuk mewaspadai bahaya laten komunis yang masih mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Komunis memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa kita. Sejarah membuktikan pengkhiatan dan kekejaman komunis terhadap bangsa kita. Komunis jangan sampai tumbuh lagi," kata Supian di Sampit, Sabtu malam.

Seruan itu disampaikan Supian di hadapan ribuan warga Sampit yang memadati halaman markas Kodim 1015 Sampit saat pemutaran film "Pengkhianatan G30S/PKI: untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila.

Hadir dalam nonton bareng itu Komandan Kodim 1015 Sampit Letkol Infanteri I Gede Putra Yasa, Wakil Bupati HM Taufiq Mukri bersama sejumlah kepala satuan organisasi perangkat daerah.

"Terlepas adanya perbedaan pendapat, saya menilai pemutaran kembali film ini sangat positif untuk mengingatkan rakyat kita," kata Supian.

Supian tampak menggebu-gebu saat menyampaikan sambutan. Beberapa kali bupati termuda di Kalimantan Tengah itu memekikkan kata "Merdeka" yang kemudian disahut pekikan yang sama oleh ribuan warga.

"Saat ini ada indikasi komunisme berusaha memengaruhi pikiran kita, khususnya generasi muda. Kita harus bersama melawan dan mencegah agar komunis tidak tumbuh lagi, khususnya di Kotawaringin Timur," kata dia.

Komandam Kodim 1015 Sampit Letkol Infanteri I Gede Putra Yasa mengatakan, sesuai perintah Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI ini untuk mengingatkan kembali masyarakat tentang bahaya laten komunis.

"Ada bagian sejarah bangsa ini yang tidak boleh dilupakan, yaitu masa kelam pengkhianatan oleh komunis. Nonton bareng ini bertujuan menggelorakan lagi nasionalisme dan kewaspadaan kita," tegas Putra Yasa.

Meski partai komunis sudah tidak ada lagi, kata dia, bahaya laten komunis harus terus diwaspasai karena paham komunis masih ada. TNI bersama masyarakat harus selalu kompak dan kuat untuk menjaga keutuhan bangsa ini.

"Pancasila sebagai ideologi bangsa tidak bisa ditawar-tawar. Masyarakat harus menjaga toleransi, kerukunan persatuan dan kesatuan demi keutuhan bangsa," kata dia.

Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu apa pun, termasuk terkait suku, agama, ras, dan antargolongan.

(T.KR-NJI/S024)

Pewarta: Norjani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017