Jakarta (ANTARA News) - Gorengan kambing jauh berbeda gorengan bakwan atau cireng yang biasa dijajakan di kaki lima. 

Menu unggulan dari Rumah Makan Nasi Ulam Ibu Yoyo di Jakarta yang sudah berdiri sejak 1951 itu adalah campuran dari gulai dan semur. Mengapa namanya gorengan?

"Gorengan kambing sebenarnya seperti gulai biasa, tapi dibuatnya di atas penggorengan, makanya namanya gorengan," kata Rizal dari Rumah Makan Nasi Ulam Ibu Yoyo.

Pertama, pilih dulu isian yang sudah ada, baik daging maupun jeroan yang sudah direbus dan dibumbui sehingga tidak alot saat dikunyah. Sepotong daging dihargai Rp10.000 sedangkan sepotong jeroan harganya Rp8.000. 

Isian itu akan dipotong-potong kecil dan dimasukkan ke dalam mangkuk. Kemudian bahan pelengkap seperti oseng buncis, acar timun, sambal, emping ditambahkan. Baru setelah itu kuah gurih yang seperti campuran gulai dan semur diguyurkan ke mangkuk. 



Resep Gorengan Kambing Ibu Yoyo

Bahan-bahan:

250 gr daging kambing potong besar. Bagian jeroan juga dapat digunakan.
4 batang sereh, ambil putihnya, geprek
5 buah daun jeruk
50 ml Kecap
Air untuk merebus daging
200 ml santan
Minyak goreng untuk menumis
Garam dan lada secukupnya
100 gr cabe merah keriting, buang biji, ulek halus
8 bawang merah, iris
3 bawang putih, iris
3 cm jahe, geprek
3 cm kunyit, iris kasar
1 sdt bubuk kari
¼ sdt jintan

Cara Memasak

Masak air dan pastikan mendidih agar saat memasukkan daging bagian luarnya cepat matang dan cairan alami bagian dalamnya tidak terbuang .
Rebus daging kambing dengan daun salam dan sereh hingga empuk selama sekitar jam. Secara berkala buang buih rebusan yang tidak baik untuk dikonsumsi.
Tumis cabe, bawang merah, bawang putih, jahe dan kunyit sampai wangi
Tambahkan bubuk kari dan jintan
Masukkan daging kambing yang telah direbus. Tumis sampai merata dan wangi
Masukkan sereh, daun jeruk dan kecap manis, aduk rata
Beri garam dan lada sesuai selera
Tuang dan masak sampai mendidih
Kecilkan api, masak selama 10 menit.

(Baca: Tips mengolah daging kambing agar tidak berbau)

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017