Tambang Yubileynaya (ANTARA News)- Satu ledakan di tambang batu bara Siberia menewaskan paling tidak 32 orang, Kamis, kata para pejabat badan urusan darurat, beberapa minggu setelah 100 buruh tambang tewas akibat satu ledakan di tambang terdekat yang dioperasikan oleh beberapa perusahaan. Seorang juru bicara Kementerian Urusan Darurat Rusia mengatakan enam orang masih hilang di terowongan Tubileynaya, di wilayah Kemerovo Siberia barat itu, sekitar lima jam setelah satu ledakan methane yang menghantam seluruh tambang itu. Gubernur Kemerovo Aman Tuleyev tiba di tambang itu untuk mengawasi operasi penyelamatan dan mengumumkan Sabtu sebagai hari berkabung di daerah itu, kata seorang juru bicara pemerintahnya. Presiden Rusia Vladimir Putin, yang sedang mengunjungi Eropa Barat, berbicara dengan Tuleyev melalui telepon untuk menyampaikan ucapan belasungkawanya, kata pemerintah lokal itu. Tambang Yubileynaya, yang dibuka tahun 1966 dan memiliki 1.000 pekerja, terletak sekitar 40 km dari tambang Ulyanovskaya di mana 110 buruh tewas Maret lalu, musibah pertambangan terburuk Rusia sejak ambruknya Uni Sovyet. Kecelakaan itu memicu satu penyelidikan pemerintah terhadap keselamatan dalam industri pertambangan, dengan kesimpulan-kesimpulan sebelumnya menunjukkan standar keselamatan kerja yang buruk. Kedua tambang itu dioperasikan oleh Yuzhkuzbassugol, sebuah perusahaan yang 50 persen sahamnya milik manajemennya dan 50 persen oleh Kelompok Evraz, pembuat baja penting Rusia. Pengawas keselamatan kerja industri Rusia mengumumkan satu penyelidikan atas musibah terbaru itu akan dilakukan . Harga saham Evraz anjlok sekitar 3,7 persen dalam perdagangan di pasar bursa London. Industri tambang batu bara Rusia mempekerjakan sekitar 250.000 buruh, sekitar 120.000 dari mereka bekerja di bawah tanah, kata serikat buruh tambang batu bara. Yuzhkuzbassugol menolak memberikan komentar mengenai ledakan Kamis itu, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007