Kabul (ANTARA News) - Sedikitnya 49 orang tewas dan beberapa ratus lainnya terluka pada Rabu, ketika bom truk kuat mengoyak daerah diplomatik Kabul, memusnahkan jam pagi sibuk dan membawa kematian ke jalan-jalan ibu kota Afghanistan.

Jasad orang bertebaran di lokasi kejadian dan asap tebal membubung dari area tempat gedung-gedung kedutaan asing berada setelah ledakan merusak jendela beberapa misi dan kediaman yang jauhnya ratusan meter dari lokasi kejadian.

Para saksi mata menggambarkan lusinan mobil tercekik di jalanan sementara para penyintas terluka dan anak-anak sekolah perempuan panik mencari tempat aman, dengan para pria dan perempuan berjuang melewati pos pemeriksaan untuk mencari orang-orang yang mereka sayangi.

Belum jelas target serangan itu. Namun serangan itu menggarisbawahi peningkatan ketidakamanan di Afghanistan, tempat militer yang menghadapi masalah karena meningkatnya korban dan desersi berjuang untuk mengalahkan pemberontak. Hampir sepertiga negara itu sekarang berada di luar kendali pemerintah.

Lebih dari satu jam setelah ledakan, ambulans-ambulans masih mengambil korban yang terluka dan membawanya ke rumah sakit, sementara petugas pemadam kebakaran berjuang mematikan api yang membakar beberapa bangunan.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Waheed Majroh mengatakan sedikitnya 49 tewas dan 320 orang terluka, dan angka-angka itu dikonfirmasi oleh pejabat kesehatan kedua dan media resmi pemerintah.

Otoritas mengingatkan bahwa korban bisa bertambah. "Mereka masih membawa jasad-jasad dan orang-orang yang terluka ke rumah sakit," kata juru bicara senior Kementerian Kesehatan Ismael Kawoosi kepada kantor berita AFP.

Kementerian Dalam Negeri menyeru warga Kabul menyumbangkan darah, mengatakan bahwa rumah sakit "sungguh-sungguh membutuhkannya".

Tidak ada yang segera mengklaim serangan itu, namun serangan itu terjadi saat Taliban meningkatkan "serangan musim semi" tahunannya.

ISIS juga mengklaim beberapa pengeboman belakangan di ibu kota Afghanistan, termasuk ledakan kuat yang menyasar konvoi NATO dan menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 28 lainnya pada 3 Mei.

Najib Danish, juru bicara kementerian dalam negeri, mengatakan temuan terkini menunjukkan bahwa serangan itu dilakukan menggunakan bom truk.


Dampak ke kedutaan

Manpreet Vohra, utusan India untuk Afghanistan, memberi tahu televisi Times Now bahwa bom meledak sekitar 100 meter dari kedutaan besar India, satu dari beberapa di daerah itu.

"Kami semua aman, semua staf kami, semua personel kami aman. Namun ledakan itu sangat besar dan bangunan-bangunan di dekatnya, termasuk bangunan kami, mengalami kerusakan lumayan, dalam hal ini kaca pecah, jendela hancur, dan pintu terhembus," katanya.

Perdana Menteri India Narendra Modi mencuit: "Kami mengutuk keras ledakan teroris di Kabul. Duka kami bersama keluarga korban dan doa kami untuk mereka yang terluka."

Ledakan itu juga merusak jendela kedutaan besar Jepang. "Dua staf kedutaan jepang cedera ringan, menderita luka" menurut seorang pejabat kementerian luar negeri Jepang di Tokyo kepada AFP.

Prancis juga melaporkan kerusakaan kedutaannya, demikian juga Jerman, demikian menurut warta kantor berita AFP.


Baca juga: (Ledakan dan baku tembak guncang Kabul)

Baca juga: (Ledakan bom mobil kuat guncang Kabul)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017