Blitar (ANTARA News) - Ribuan warga Blitar, Jawa Timur, mengikuti konser kebangsaan yang dilakukan demi menggugah kembali semangat bersatu dalam NKRI di alun-alun Kota Blitar, Rabu malam.

"Hari ini sudah selesai bicarakan perbedaan, karena bagaimanapun juga, suka tidak suka bangsa ini dibangun karena perbedaan, bahkan Founding Fathers bersama-sama tidak pernah bedakan darimana asalnya, darimana sukunya," kata koordinator konser kebangsaan Ferry Yuswanto Panese kepada wartawan, Rabu malam.

Ia mengatakan, konser ini sengaja dilakukan demi menggugah kembali semangat agar Indonesia bersatu. Ia prihatin, saat ini masyarakat di Indonesia meributkan perbedaan.

"Kepriahatinan kami dengan masyarakat Blitar lainnya, mengapa hari ini meributkan perbedaan ini. Sudah saatnya membangun bangsa ini. Bagaimana bisa membangun dengan tenang jika tiba-tiba ada kelompok, golongan yang mulai bicarakan perbedaan ini," katanya.

Ferry berharap, dengan kegiatan ini semangat nasionalisme warga akan muncul kembali, mencintai NKRI, sehingga bersama-sama untuk melanjutkan pembangunan di Indonesia.

Dalam acara itu, Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar juga hadir. Ia juga mendukung acara ini, demi keutuhan NKRI. Bahkan, ia meminta untuk lapor jika ada organisasi masyarakat yang dalam gerakannya bertentanga dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Wali kota juga mengajak agar semua masyarakat, khususnya di Kota Blitar dan umumnya di seluruh Indonesia tetap bersatu.

"Kami mengajak mengambil spirit, perjuangan Bung Karno, menjaga keberagaman," ujarnya.

Dalam konser kebangsaan itu, selain menyanyikan sejumlah lagu kebangsaan, juga terdapat doa bersama yang dilakukan oleh lintas agama.

Warga yang hadir tidak diizinkan membawa lilin, namun mereka doa bersama dengan menggunakan nyala lampu dari telepon seluler. Warga pun khusyuk mengikuti doa bersama tersebut.

Selain Wali kota Blitar, juga terdapat sejumlah tokoh lintas agama lainnya. Acara berlangsung dengan tertib dan lancar, hingga acara selesai. Aparat Polresta Blitar pun juga berjaga, mencegah dari hal yang tidak diinginkan.

(T.KR-DHS/T007)


Baca juga: (IAAI kampanyekan nilai budaya jaga kebhinekaan)

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko/Asmaul Chusna
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017