Ciudad Juarez, Meksiko (ANTARA News) - Meksiko mengekstradisi gembong narkoba Joaquin "El Chapo" Guzman ke New York pada Kamis (19/1), sehari sebelum pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump.

Guzman (59) merupakan salah satu gembong narkoba paling dicari di dunia sampai dia ditangkap setahun lalu. Enam bulan sebelumnya dia menerobos penjara berpenjagaan ketat di pusat Meksiko melalui terowongan satu mil dalam upaya pelarian keduanya dari penjara.

"Pemerintah... hari ini menyerahkan Guzman Loera ke otoritas AS," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Meksiko merujuk pada putusan pengadilan Kamis yang menolak gugatan hukum pengacara gembong narkoba itu untuk menolak ekstradisi.

Satu foto yang ditampilkan televisi Meksiko menunjukkan Guzman dibawa oleh aparat berpakaian gelap.

Para pejabat Meksiko mengatakan penyerahan gembong narkoba itu merupakan hadiah terakhir bagi Presiden AS Barack Obama sekaligus tawaran rekonsiliasi kepada Trump, yang sering menghina Meksiko dan mengancam membatalkan perjanjian perdagangan NAFTA.

Guzman menghadapi enam dakwaan terpisah di seluruh Amerika Serikat. Dia menghadapi tuduhan pencucian uang, perdagangan narkoba, penculikan dan pembunuhan di beberapa kota seperti Chicago, Miami dan New York.

Ia memulai karir dengan pertanian opium dan ganja di negara bagian Sinaloa yang kemudian berkembang menjadi organisasi penyelundupan kokain, heroin dan methamphetamine yang bisa jadi merupakan yang terbesar di dunia.

Guzman hampir punya status sebagai penjahat legendaris, ambisinya untuk mengendalikan lebih banyak rute perdagangan narkoba menjadi kunci dinamis dalam perang narkoba selama satu dekade yang menewaskan lebih dari 100.000 orang di Meksiko dan organisasinya hampir selalu menang.

Departemen Kehakiman Amerika Serikat berterima kasih kepada Meksiko untuk "kerja sama ekstensif dan dukungan dalam mengamankan ekstradisi Guzman Loera ke Amerika Serikat."

Juan Pablo Badillo, pengacara penyelundup itu, mengatakan dia terkejut mengenai ekstradisi itu dan mengatakan empat banding diajukan untuk menolak ekstradisi Guzman.

"Pemindahan ini tidak sesuai dengan hukum," kata Badillo. Pengacara lain dari gembong narkoba itu, Jose Refugio Rodriguez, mengatakan dia menunggu di penjara Ciudad Juarez untuk mengunjungi kliennya ketika mengetahui putusan tersebut.

Seorang pejabat Meksiko mengatakan tindakan itu merupakan pengakuan atas upaya bersama Obama dengan Meksiko dalam menangani Guzman, tapi juga merupakan tanda iktikad baik bagi Trump lewat pengiriman informasi berharga mengenai kriminal dalam dunia kejahatan ke Amerika Serikat.

Meksiko mengharapkan perundingan untuk membatasi dampak ekonomi dari kebijakan proteksionis Trump, dan mengirim menteri luar negerinya untuk bertemu pembantu Trump pekan depan.

"Demi keuntungan bersama mereka memilih melakukannya sekarang, dan tidak membiarkannya terbuka pada masa mendatang, karena mereka sungguh tidak mengetahui apa yang akan terjadi besok," kata Eduardo Guerrero, direktur Lantia Consultores.

Gembong narkoba itu selanjutnya akan ditahan di New York, mungkin di Metropolitan Detention Center di Brooklyn yang penjagaannya ketat menurut Mike Vigil, bekas kepala operasi internasional DEA, badan anti-narkoba Amerika Serikat.

Dia dibawa ke New York pukul 15.15 waktu setempat menurut seorang pejabat AS. Seorang pekerja bandara mengatakan dia dibawa menggunakan pesawat King Air.

Sistem pengadilan Meksiko dalam satu pernyataan menyatakan bahwa Guzman akan diadili di Texas dan California, tempat dia menghadapi dakwaan di El Paso dan San Diego.

Guzman ditahan di satu penjara di kota perbatasan Ciudad Juarez di utara negara bagian Chihuahua, tempat kartel Sinaloa dia mengalahkan rival kartel Juarez yang berujung penundukan.

Terlepas dari apakah tindakan itu merupakan hadiah bagi Obama, Trump atau keduanya, banyak warga negara itu yang lega dia akan ditempatkan di sistem penjara yang lebih besar di Amerika Serikat.

"Bagus akhirnya bisa membawa dia ke AS," kata seorang senior penegak hukum Amerika Serikat yang bertugas di Meksiko sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017