Jakarta (ANTARA News) - Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Tenayan, Pekanbaru, Riau, dinilai sebagai salah satu wujud nyata percepatan dan pemerataan pembangunan sektor kelistrikan di seluruh Tanah Air.

Wakil Ketua Komisi VI DPR Mohammad Hekal dalam rilis, Kamis, mengemukakan bahwa pembangunan proyek itu menjadi penting seiring dengan dikeluhkannya listrik di daerah luar Jawa yang dinilai masih sangat kurang.

Hekal menyatakan hal tersebut ketika menjalankan fungsi pengawasan dengan Komisi VI DPR meninjau PLTU Tenayan di Pekanbaru, Riau, pada Selasa (20/12).

Politisi Partai Gerindra itu juga mengatakan bahwa bila proyek itu selesai maka segera bisa dinikmati dan dimanfaatkan bagi kepentingan perekonomian Sumatera.

Dia juga mengemukakan bantuan yang diberikan oleh Komisi VI DPR adalah dari anggaran dengan kurang lebih total penganggaran yang diberikan mencapai Rp28 triliun.

"Itu memang wujud nyata untuk membantu percepatan pembangunan tapi kita juga tidak mau uang itu semuanya dihamburkan untuk belanja di luar negeri," kata Hekal.

Karena itu, ujar dia, hal yang dititikberatkan adalah pengadaan bagian lokalnya juga harus sangat tinggi.

Dia mengapresiasi bahwa berdasarkan laporan yang diterima, sekitar 80 persen daripada keseluruhan proyek ini adalah kandungan lokal sehingga semua pihak dinilai juga bisa ikut menikmati bagian daripada pembangunan ini.

Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengingatkan PT PLN (Persero) agar dapat melakukan efisiensi dalam pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan, Pekanbaru yang berkapasitas 2x110 MW.

"Saran saya, memang konsumsi energinya sekitar 700 gram batubara per kwh. Nanti tolong carikan alat agar maksimal 500 gram per kwh. Karena kalau bisa lebih efisien, tarif listriknya mudah-mudahan lebih baik," kata Jonan dalam kunjungannya ke PLTU Tenayan Pekanbaru, Minggu (18/12).

Menurut mantan Menteri Perhubungan itu, masyarakat banyak yang mengkhawatirkan kenaikan tarif listrik sehingga perlu pula diperhatikan pasokan batubaranya agar dapat berkelanjutan.

PLTU Tenayan menjadi bagian dalam pembangunan proyek 10.000 MW atau Fast Track Program (FTP) I yang digagas di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Unit I PLTU Tenayan ditargetkan bisa mulai beroperasi pada Januari 2017, disusul oleh Unit II pada Februari 2017.

Dengan beroperasinya PLTU Tenayan, pasokan tenaga listrik di wilayah Sumatera bagian tengah akan bisa tercukupi.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016