Jakarta (ANTARA News) - Ortus Holdings dan Dana Pensiun sebagai pemegang saham PT Sugih Energy Tbk menyepakati restrukturisasi perseroan itu diserahkan kepada Dapen Pertamina, menyusul penghentian sementara saham PT Sugih Energy Tbk oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam dua bulan terakhir.

"Kami pemegang saham yang memiliki hak suara di atas 50 persen, sepakat untuk program restrukturisasi perseroan kepada Dana Pensiun Pertamina," kata Chairman Ortus Holding, salah satu pemegang saham PT Sugih Energy Tbk Edward S. Soeryadjaya kepada pers di sela "First Oil" PT Hexindo Gemilang Jaya di Jakarta, Selasa.

Menurut Edward, Ortus bersama sekitar 3.000 lebih pemegang saham perseroan sudah sepakat untuk meneruskan restrukturisasi perseroan kepada Dapen Pertamina dan pengesahannya akan dilakukan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 16 Desember 2016.

"Sudah terpilih direksi baru dan nanti akan disahkan dalam RUPSLB itu," kata Edward.

Pada kesempatan yang sama, Dirut Dapen Pertamina Adrian Rusmana membenarkan bahwa kesepakatan telah terjadi. "Kami sebagai pemegang saham sekitar delapan persen di Sugih Energy Tbk siap melakukan restrukturisasi," kata Adrian.

Adrian dan Edward berharap proses restrukturisasi ini membawa angin segar perubahan kepada Sugih Energy Tbk sehingga penghentian sementara itu bisa dipulihkan.

Didesak berapa anggaran yang disiapkan untuk restrukturisasi dan investasi baru bagi Sugih Energy Tbk, Andrian menyebutkan, hal itu perlu dibicarakan dengan seluruh pemegang saham.

Sementara itu, terkait dengan pengiriman perdana minyak mentah sebesar 100 barel dari sumur Akatara dari Blok Lemang di Provinsi Jambi, Sumatera, Dirut PT Hexindo Gemilang Jaya, selaku operator blok itu, David A. Soeryadjaja berharap, hal ini menjadi angin segar bagi industri migas tanah air.

"Di tengah kelesuan harga minyak dunia, kami berharap peran produksi perdana ini dapat jadi penyemangat dan angin segar bagi pencapaian lifting migas Indonesia," kata David.

David menyebut, produksi perdana dari satu sumur, Akatara dalam dua hingga tiga bulan ke depan tetap pada angka 500 barel per hari miyak mentah.

"Tahun depan kami berencana mengekspolasi lima sumur lainnya dan diharapkan bisa produksi total hingga 2000 barel per hari," kata David.

David mengaku pihaknya sudah menyiapkan belanja modal untuk tahun depan sekitar 60 juta dolar AS. Selama masa produksi ini, perseroan sudah mengalokasikan sekitar 50 juta dolar AS, belum termasuk biaya eksplorasi di lapangan itu sebesar 20 juta dolar AS.

Blok Lemang yang kontraknya mulai 18 Januari 2007 hingga 18 September 2037 dan seluas 2.542 km persegi ini pemegang sahamnya adalah Hexindo (Ramba Ltd) sebesar 31 persen, Eastwin (PT Sugih Energy Tbk) sebesar 34 persen dan Mandala Energy (KKR) sebesar 35 persen.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016