Rumah prapasang ini lebih murah kenapa, karena dari sisi pengerjaan lebih cepat, tidak perlu menggunakan alat berat, bisa dipasang sendiri oleh pemilik rumah, tanpa mengupah tukang."
Bogor (ANTARA News) - Jambore Mahasiswa Konstruksi Indocement Awards 2016, di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, memperkenalkan karya mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi dalam merancang dan membuat rumah pracetak yang murah, cepat dan tahan gempa.

"Jambore ini tidak sekedar kompetisi saja, tetapi karya yang dihasikan mahasiswa ini bisa digunakan lebih luas lagi," kata Guru Besar Tekni Sipil ITS Prof Tavio, salah satu tim juri Jambore Mahasiswa Konstruksi Indocement Award 2016.

Peserta Jambore Mahasiswa Konstruksi ditantang untuk merancang rumah pabrikasi berbasis semen berkonsep open frame dimana panel-panel dinding bersifat non-struktural.

Para peserta diharapkan dapat mengembangkan kreativitasnya untuk menciptakan rumah pabrikasi yang memperhatikan unsur kekuatan, kekakuan/stabilitas, inovasi, keekonomian, keramahan lingkungan, keawetan serta kemudahan pelaksana.

Tavio menjelaskan, rumah prapasang memiliki beberapa keunggulan selain telah berstandarisasi, juga terjangkau. Untuk rumah tipe 36 dapat dijual seharga Rp60 juta hingga Rp100 juta.

"Rumah prapasang ini lebih murah kenapa, karena dari sisi pengerjaan lebih cepat, tidak perlu menggunakan alat berat, bisa dipasang sendiri oleh pemilik rumah, tanpa mengupah tukang," katanya.

Ia mengatakan, melalui Jambore tersebut, pihaknya mendorong agar karya-karya mahasiswa teknik sipil, arsitektur maupun yang bergerak di bidang konstruksi dapat dipublikasikan secara luas, hingga dikenal oleh masyarakat maupun pemangku kepentingan.

"Kami mendorong agar karya mahasiswa dari perguruan tinggi ini dapat dilirik oleh industri, sehingga dapat dikembangkan dan dipasarkan secara luas ke masyarakat," katanya.

Marketing Service Develompent PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Kelvin Tjendar menyebutkan, rumah pracetak mengadopsi dari program rumah instan sederhana sehat (RISHA) yang dikembangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

"Kami mendorong karya-karya mahasiswa ini dapat terpublikasi dengan luas, dan menjembatani perguruan tinggi dengan industri untuk mengembangkan perumahan pracetak ini," katanya.

Mahasiswa dari Universitas Maranatha, Bandung menampilkan karyanya berupa HASAN TEAM yakni Hunian Asri dan nyaman. Mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, menciptakan Rumah Pabrik Baiti Jannati.

Sementara itu, mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember merancang HUMPAK yakni hunian murah, praktis, aman dan kokoh dengan sistem percetakan yang menggunakan sambungan kering baut mur.

"Keunggulan HUMPAK ini adalah pada jumlah komponen struktural yang dipakai yakni hanya berupa komponen satu kolom dan komponen dua balok," kata salah satu mahasiswa.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016