Den Haq (ANTARA News) - Rudal Buk yang menjatuhkan pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 didatangkan dari Rusia dan ditembakkan dari satu daerah di bagian timur Ukraina yang dikendalikan oleh pemberontak pro-Rusia menurut laporan Tim Investigasi Gabungan yang dirilis Rabu (28/9) oleh Kantor Jaksa Penuntut Umum Belanda.

Laporan itu menyimpulkan pesawat Boeing 777 milik Malaysian Airlines jatuh karena tembakan rudal Buk yang dibawa dari Rusia ke Ukraina.

Senjata itu ditembakkan dari satu lapangan di Desa Pervomaysk, Ukraina, yang pada waktu bencana terjadi berada di tangan para pemberontak pro-Rusia menurut laporan itu.

Peluncur itu kemudian dibawa kembali ke Rusia menurut hasil pemeriksaan awal Joint Investigation Team (JIT).

Menanggapi laporan itu, Menteri Luar Negeri Rusia menyebut laporan itu "mengecewakan" dengan temuan-temuan dan investigasi bias dan bermuatan politik.

Tim investigasi menyatakan mereka mendasarkan temuan mereka pada informasi yang dikumpulkan dari citra radar, ribuan keping potongan bagian pesawat, foto, video, sadapan pembicaraan telepon dan pengakuan dari orang-orang yang melihat rudal Buk didorong.

Laporan JIT antara lain menyebutkan bahwa "sadapan pembicaraan-pembicaraan telepon menunjukkan bahwa selama hari-hari menjelang 17 Juli, para petempur pro-Rusia menyebut mereka membutuhkan sistem pertahanan udara lebih baik untuk mempertahankan diri menghadapi serangan-serangan udara. Dalam hal ini BUK dibahas secara eksplisit. Faktanya adalah bahwa BUK memiliki jangkauan lebih tinggi dibandingkan sistem pertahanan udara yang digunakan oleh separatis pada waktu itu, seperti Strela dan Igla."

BUK-TELAR yang digunakan dibawa ke Ukraina Timur dari wilayah Rusia.

Tim investigasi menampilkan satu rekonstruksi dari bagian lebih besar rute yang diikuti oleh BUK-TELAR serta kendaraan-kendaraan yang mengiringinya.

Laporan itu menambahkan bahwa kesimpulan ini didukung oleh bahan-bahan yang diperoleh tim investigasi baru-baru ini dari badan antariksa Amerika Serikat dan Eropa.

JIT juga mengumumkan mereka telah mengidentifikasi hampir 100 orang yang dalam satu hal atau lainnya bisa dikaitkan dengan jatuhnya pesawat MH17 atau pengangkutan BUK.

Orang-orang ini tidak secara otomatis tersangka, tapi JIT akan melanjutkan penyelidikan untuk mendapat gambatan lebih baik mengenai rantai komando terkait penggunaan senjata.

Dalam JIT, Kantor Jaksa Penuntut Umum Belanda dan Kepolisian Belanda bekerja bersama dengan polisi dan lembaga peradilan Australia, Belgia, Malaysia, dan Ukraina.

Penyelidikan pidana itu ditujukan untuk mendapatkan fakta-fakta serta identitas mereka yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat itu, dan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang bisa digunakan di pengadilan.

MH17 jatuh di Ukraina Timur pada 17 Juli 2014 saat terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Semua orang dalam pesawat itu, yang jumlahnya 298, tewas dan kebanyakan warga Belanda.

Para penyelidik Barat dan Kiev mengklaim pemberontak pro-kemerdekaan di bagian timur Ukraina menembak pesawat itu.

Sementara Moskow membantah tuduhan dan menyatakan bahwa pesawat itu ditembak oleh satu rudal dari wilayah yang dikuasai pasukan pemerintah Ukraina.

Pada Senin, Menteri Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa Ukraina menyembunyikan data penting tentang jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 dan memanipulasi penyelidikan bencana tahun 2014.

Kementerian menyanggah kesimpulan dalam laporan Dutch Safety Board tentang kemungkinan adanya sistem pertahanan udara besar di Ukraina Timur, demikian menurut warta kantor berita Xinhua.

Penerjemah: Maryati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016