Bojonegoro (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Ngawi, Jawa Timur, menyebutkan bahwa ketinggian air Bengawan Solo di Ngawi, merangkak naik mencapai 6,80 meter (siaga I), Rabu pukul 07.00 WIB.

"Kenaikan air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, cukup tajam yang disebabkan hujan deras yang terjadi di Ponorogo dan Madiun," kata Petugas UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Ngawi Andik.

Menurut dia, hujan di Ponorogo, Madiun, juga di Ngawi dan Magetan, airnya semuanya masuk ke Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi.

"Hujan di Ngawi tidak terlalu deras, tapi hujan di Magetan saya tidak memperoleh informasi terkait hujan," ucapnya.

Sesuai data menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, yang semula hanya 2,40 meter meningkat tajam menjadi 6,80 meter.

"Ketinggian air di Ndungus, Ngawi, sekarang ini masih cenderung naik," ujarnya.

Oleh karena itu, ia meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di daerah hilir Jawa Timur, mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik, meningkatkan kewaspadan dalam menghadapi kemungkinan Bengawan Solo meluap.

Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Jayadi, menjelaskan ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, masih jauh di bawah siaga banjir.

"Ketinggian air di Bojonegoro juga Karangnongko, Ngraho, masih aman di bawah siaga banjir. Kemungkinan siang nanti air Bengawan Solo di Bojonegoro baru naik," ucapnya menambahkan.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Sukirno, sebelumnya, menjatakan belum tahu pasi pengaruh hujan di daerah hulu yang kemungkinan terjadi dalam dua hari ini.

"Kami belum tahu pengaruhnya. Yang jelas, faktor terjadinya banjir Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, tidak hanya dari daerah hulu Ngawi dan sekitarnya," katanya.

Meski demikian, menurut dia, kewaspadaan dalam menghadapi ancaman bencana yang mengancam daerahnya mulai banjir bandang, tanah longsor juga angin kencang sudah dilakukan dengan menyiapkan berbagai kebutuhan.

Bahkan, katanya, BPBD sudah menginstruksikan seluruh desa/kelurahan untuk mengaktifkan tim satgas penanggulangan bencana desa dengan menyiapkan dapur komunitas, lokasi pengungsian, juga berbagai keperluan lainnya.

"Sesuai prakiraan memasuki musim hujan bencana yang kemungkinan terjadi yaitu banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang," katanya.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016