Bekasi (ANTARA News) - PT Jasa Marga Jakarta-Cikampek menargetkan perbaikan kerusakan jalan tol sepanjang total 20 kilometer di sejumlah titik akan rampung paling lambat Desember 2016.

"Sampai saat ini kami terus melakukan perbaikan jalan secara berkesinambungan agar pengendara merasa nyaman melintasi tol Jakarta-Cikampek," kata Deputy General Manager Services Management PT Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek Denny Chandra Irawan di Bekasi, Rabu.

Menurut dia, dari panjang ruas tol Jakarta-Cikampek mencapai 72 kilometer yang membentang dari Jatiwaringin, Pondokgede, Kota Bekasi hingga Cikampek, sebanyak 20 kilometer di antaranya berlubang.

Berdasarkan pemetaan pihaknya, kerusakan jalan tersebar di KM 10-14 dan KM 31-34 yang mengarah ke Cikampek, lalu KM 31-35 dan KM 49-54 yang mengarah ke Jakarta.

"Kalau dihitung rusaknya tersebar di beberapa titik. Kondisinya bergelombang dan berlubang," katanya.

Denny mengatakan, pihaknya telah menganggarkan dana sebesar Rp104 miliar untuk perbaikan jalan secara periodik di Tol Jakarta-Cikampek.

Metode perbaikannya, kata dia, akan menggungkan teknik rekonstruksi serta scrapping, filling dan overlay (SFO).

Dari dua metode itu, teknik rekonstruksi membutuhkan waktu yang lebih lama, sebab bagian jalan yang rusak dikupas dengan kedalaman 20 cm, lalu diganti dengan semen cor baru yang telah disesuaikan dengan spesifikasi jalan.

Setelah itu, kata dia, bagian atasnya akan di-overlay agar fisik ruas jalan seperti semula dan aman untuk dilalui pengendara.

"Teknik rekonstruksi ini yang kita terapkan untuk memperbaiki jalan bergelombang di KM 31-34 arah Cikampek," ujarnya.

Deny menambahkan, ruas jalan yang rusak mayoritas berada di lajur satu atau yang biasa dilalui kendaraan berat.

Ruas jalan itu kerap rusak karena dilalui oleh kendaraan yang melebihi tonase yang ditentukan.

Dia menambahkan, berdasarkan hasil studi Jasa Marga pada tahun 2012 lalu, tercatat 50 persen lebih truk yang melintas di ruas tol tersebut melebihi beban muatan.

"Spesifikasi jalan kami itu maksimal beban jalan 10 ton, sementara hasil studi kemarin itu menunjukkan muatan truk melebihi berat yang ditentukan," katanya.

Pihaknya akan menyiasati situasi itu dengan membuat konstruksi handal sehingga kuat dilalui kendaraan bertonase berat.

"Siasat kami ke depan menghasilkan konstruksi yang handal sehingga dapat mengakomodir beban muatan kendaraan," ujarnya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016