Paris (ANTARA News) - Parlemen Prancis pada Rabu menyetujui perpanjangan status darurat selama enam bulan lagi setelah terjadinya serangan dengan truk terhadap kerumunan perayaan hari nasional di Nice, yang menewaskan 84 orang, baru-baru ini.

Tragedi Nice itu merupakan serangan maut ketiga yang terjadi hanya dalam 18 bulan dan diklaim kelompok militan ISIS sebagai pelakunya, lapor Reuters.

Pemerintahan sosialis Presiden Francois Hollande mengatakan bahwa pemerintahnya akan meningkatkan serangan terhadap benteng-benteng ISIS yang berada di Irak dan Suriah.

Para lawan politik menuduh pemerintahan Hollande tidak berbuat banyak dalam mencegah munculnya serangan Nice, yang juga melukai ratusan orang.

Pada satu tahun menjelang pemilihan, Hollande terus menerus berada di bawah tekanan karena para penentangnya menuduh pemerintah gagal menangani tragedi Nice.

Dalam insiden Nice itu, seorang pria Tunisia bisa lolos mengemudikan truk sebenar 19 ton di sepanjang daerah pejalan kaki tepi pantai yang penuh dengan orang. Pria tersebut menabrakkan truknya ke arah kerumunan orang yang sedang merayakan Hari Bastille sebelum kemudian ia ditembak mati oleh polisi.

Wewenang yang diperpanjang bagi kepolisian untuk melakukan pencarian dan penahanan telah disetujui parlemen, dengan 489 anggota memberikan suara mendukung dan 26 menolak perpanjangan.
(Uu.T008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016