Lampung Timur (ANTARA News)) - Para nelayan dan warga Pesisir di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaaten Lampung Timur Provinsi Lampung menggelar Tasyakuran Laut atau Nadran untuk mengungkapkan rasa syukur mereka kepada Tuhan atas hasil tangkapan yang dinikmati mereka selama ini sekaligus melestarikan budaya turun temurun tersebut.

Menurut Haryanto, Ketua Pelaksana kegiatan Tasyakuran Laut atau Nadran itu, di Labuhan Maringgai, Kamis, menyatakan bahwa acara syukuran laut ini telah dilaksanakan untuk ke-34 kalinya di Kecamatan Labuhan Maringgai.

Menurutnya, kegiatan itu setiap tahun digelar oleh masyarakat nelayan untuk melestarikan budaya Nadran dan bentuk ungkapkan rasa syukur nelayan setempat kepada Tuhan yang Maha Esa.

"Kegiatan Nadran selalu digelar setiap tahun oleh nelayan di sini untuk melestarikan budaya Nadran yang hampir punah," ujarnya lagi.

Tahun 2016 ini, puncak kegiatan Tasyakuran Laut atau Nadran ini digelar di pantai pesisir laut Desa Muara Gading Mas Kecamatan Labuhan Maringgai, Rabu (27/4).

Haryanto mengemukakan bahwa budaya Nadran di Kecamatan Labuhan Maringgai saat ini hampir punah, dan memerlukan biaya yang besar setiap kali pelaksanaannya, mengingat dukungan dari pemerintah daerah selama ini tidak ada untuk menggelar kegiatan tersebut.

Dia berharap agar kegiatan Nadran ini bisa dimasukkan sebagai agenda kegiatan tahunan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur sehingga budaya Nadran tersebut tetap terjaga.

Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lampung Timur Sukmana Adras menegaskan pula bahwa kegiatan Nadran merupakan budaya masyarakat nelayan setempat sehingga rutin digelar setiap tahun oleh para nelayan di daerah ini.

Sukmana menyatakan Nadran yang digelar setiap tahun itu bisa dijadikan objek wisata bahari karena memiliki nilai wisata dan akan mendatangkan wisatawan ke daerah ini asalkan dikelola secara baik oleh pemerintah daerah.

Tapi disayangkan hingga saat ini, menurutnya, kegiatan Nadran tersebut baru dinikmati oleh masyarakat nelayan setempat.

Dia menambahkan, potensi wisata yang bisa dirangkai dengan Nadran tersebut seperti menyusuri Pulau Segamat bagi wisatawan yang ingin melihat satwa penyu di pulau tersebut yang jaraknya hanya setengah jam perjalanan laut dari Desa Muara Gading Mas.

Rangkaian Kegiatan Nadran itu diisi dengan pergelaran Tari Melinting, pelepasan secara simbolis kapal yang telah dihias sedemikian rupa ke laut tanda dimulai kegiatan Nadran yang disaksikan seribuan lebih masyarakat nelayan setempat.

Selain itu, dalam kegiatan Nadran juga diberikan kelengkapan surat motor (Pas Kecil) gratis bagi 30 nelayan yang diserahkan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Lampung Timur.

Turut hadir pada acara tersebut Dirpolair Polda Lampung Kombes Rudi Hermanto, Ketua DPD HNSI Provinsi Lampung, Ketua DPC HNSI Lampung Timur, Kadis Kelautan dan Perikanan Lampung Timur Usman Efendi, Camat Labuhan Maringgai Mucholis, dan pejabat Lampung Timur lainnya.

Namun Cik Husin warga Desa Muara Gading Mas yang juga tokoh masyarakat nelayan setempat mengungkapkan kekecewaan atas ketidakhadiran Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim dan Wakil Bupati Zaiful Bokhari pada kegiatan Nadran tersebut.

Padahal kehadiran bupati dan wakil bupati itu, menurutnya sangat penting untuk menyaksikan kegiatan tersebut sekaligus melihat langsung kondisi masyarakat nelayan setempat.

Menurutnya, masyarakat nelayan di Kecamatan Labuhan Maringgai masih terabaikan dalam hal pembangunan dan kesejahteraannya.

"Padahal daerah ini adalah penyumbang pendapatan asli daerah terbesar bagi Kabupaten Lampung Timur dari sektor kelautan dan perikanan," ujarnya pula.

Pewarta: Budisantoso B & Muklasin
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016