"Kebhinekaan Indonesia patut menjadi kebanggaan anak bangsa ini. Pasalnya, negara yang diproklamirkan dengan darah dan air mata itu memang terdiri dari ratusan etnis yang terbingkai oleh Kebhinekaan Tunggal Ika," katanya.
Sosialisasi yang berlangsung satu hari itu diikuti walinagari, tokoh masyarakat, tokoh adat, bundo kanduang, generasi muda dan komponen masyarakat lainnya.
Ia menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai landasan konstitusi, terpatri dalam satu kalimat sakti yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurutnya pembentukan karakter anak bangsa sebenarnya bersumber dari ajaran luhur nilai-nilai Pancasila. Inilah yang mulai tergerus di kalangan genarasi bangsa sehingga dekadensi moral sudah terjadi pada berbagai tingkat dan lapisan masyarakat.
"Saya turut perihatinkan dengan perilaku sebagian masyarakat saat ini karena kurang memahami nilai-nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945 dan NKRI," katanya.
Berbagai pendapat yang disampaikan Anggota DPR dari Partai Demokrat itu mendapat respon positif dari masyarakat sehingga banyak muncul pertanyaan dan aspirasi yang datang dari berbagai kalangan masyarakat.
Pertanyaan-pertanyaan umumnya seputar amandemen UUD 1945. Kemudian keluhan yang disampaikan adalah masalah dua nagari (desa adati) masuk kawasan hutan lindung, dan tentu tidak masuk akal serta belum adanya signal HP.
Terkait hal itu, ia menegaskan warga tidak perlu gelisah, karena pemerintah nagari dapat mengajukan keberatan pada pemerintah guna merevisi kawasan yang ada.
Betul, daerah tidak boleh menggarap lahan pada kemiringan 45 derajat. Selain itu, kepadanya warga berharap supaya memperjuangkan signal HP yang hingga kini belum ada. Soal signal HP, ia akan menyampaikan keluhan warga itu secara langsung kepada Menteri Kominfo.
Herman seorang peserta sosialisasi mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan sosialisasi oleh anggota DPR RI itu agar masyarakat lebih memahami nilai-nilai yang tergandung dalam Pancasila.
Pewarta: Junisman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
