... kita memutus tidak ada diplomasi parlemen dengan Korea Utara."
Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Korea Selatan (Koresl) untuk Indonesia, Cho Tae Young, meminta bantuan DPR RI meningkatkan hubungan bilateral Korsel-Indonesia.

"Saya mohon dengan setulus hati agar Bapak Ketua DPR membantu meningkatkan hubungan dua belah pihak," ujarnya saat bertemu Ketua DPR RI Ade Komaruddin di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, selama ini Indonesia merupakan mitra strategis Korsel, baik di kawasan Asia maupun dunia.

"Hubungan Indonesia dengan Korea Selatan sangat baik. Tidak ada masalah sama sekali. Bisa dikatakan Indonesia dan Korea Selatan mitra strategis dari segi kedua negara, di kawasan Asia maupun internasional," katanya.

Tae Young juga menyinggung soal uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara (Korut) selama 20 tahun terakhir.

Bahkan, menurut dia, pada Januari 2016 Korut yang dipimpin Kim Jong Un melakukan uji coba nuklir keempat kalinya, walau dikecam Peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Masyarakat internasional beranggapan menghentikan Korea Utara dengan menekan mereka. Resolusi PBB telah dibuat untuk menghentikan Korea Utara. Merupakan solusi paling kuat untuk menekan Korea Utara secara militer," tuturnya.

Oleh karena itu, Tae Young meminta pihak Indonesia tidak melakukan lawatan resmi ke Korea Utara.

Dia menambahkan, khawatir Korea Utara melancarkan kampanye hitam saat lawatan resmi pihak Indonesia berlangsung.

Menanggapi permintaan ini, Ade Komaruddin (Akom) mengatakan, akan terus berusaha menjalin dan menjaga hubungan bilateral dengan Korsel.

Berkaitan dengan isu Korut, dia mengakui, telah memutus hubungan bilateral parlemen antara Indonesia dan Korut.

"Saya catat harapan menyangkut Korea Utara. Ada grup bilateral parlemen dengan Korea Utara, kita memutus tidak ada diplomasi parlemen dengan Korea Utara," demikian Akom.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016