Padang (ANTARA News) - Pengelola Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kota Padang, Sumatera Barat, memperketat pengawasan warga binaan pascapembakaran yang terjadi di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Malabero, Bengkulu pada Jumat (25/3).

"Kejadian itu terjadi karena penghuni Rutan menolak penggeledahan yang dilakukan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu dan itu menjadi pelajaran untuk kami," kata Kepala Lapas Kelas II A Kota Padang, Destri Sjam di Padang.

Dalam pelaksanaannya selain meningkatkan rutinitas patroli di dalam Lapas pihaknya juga melakukan pendekatan secara emosional dengan warga binaan serta memperketat pengecekan tamu yang berkunjung.

"Semua itu kami lakukan agar kejadian itu bisa di cegah karena selain merugikan warga binaan juga akan merugikan pihak kami," ujarnya.

Ia menerangkan ada beberapa faktor yang menjadi pemicu kejadian seperti di Rutan Malabero bisa terjadi di Lapas Padang diantaranya jumlah warga binaan yang tidak sesuai dengan petugas pengamanan lapas.

"Potensi itu ada makanya kami sedini mungkin berusaha meminimalisir, dengan jumlah warga binaan yang 1012 orang namun hanya dijaga 40 personil setiap regunya, jelas berpotensi" ujarnya.

Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016