Sleman (ANTARA News) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan tes urine terhadap 53 peserta pemilihan Dimas-Diajeng Sleman secara mendadak, Senin.

"Tes urine narkoba ini dilakukan dadakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada peserta. Sebelumnya mereka kami undang dengan alasan harus melengkapi berkas," kata Kepala Disbudpar Sleman Ayu Laksmi Dewi di Sleman, Senin.

Dia mengatakan tes narkoba bagi peserta Dimas-Diajeng Sleman baru pertama kali diadakan.

"Sebelumnya, peserta hanya disosialisasikan mengenai bahaya narkoba," katanya.

Ayu mengatakan sebagai ikon pemuda dan pemudi di Sleman, dimas diajeng harus bisa menjadi contoh. Sebab ke depan, mereka diharapkan bisa menjadi duta terhadap pemeberantasan narkoba di Sleman.

"Apalagi, Sleman merupakan salah satu kawasan pendidikan yang dihuni oleh banyak pelajar dan mahasiswa," katanya.

Ia juga meminta kepada para peserta pemilihan Dimas-Diajeng agar tes urine tidak menjadi beban bagi peserta, namun justru hal itu menjadi salah satu pendorong untuk membangun Sleman yang bebas dari narkoba.

"Saat status Sleman sudah cukup memprihatinkan atas masalah narkoba. Mari sama-sama kita perangi," katanya.

Dalam tes urine tersebut didapati seorang peserta positif mengandung benzodiazepine. Saat ditanya oleh petugas dari BNK, peserta wanita tersebut mengaku tengah mengonsumi obat sakit tenggorokan yang didapat dari dokter.

Petugas tersebut meminta kepada peserta untuk bisa menunjukkan resep dan obat yang dikonsumsi oleh peserta. Namun, perempuan berambut panjang tersebut belum bisa menunjukkan resep yang diberi saat itu juga.

"Kalau sisa obat masih, tapi resepnya kemungkinan besar sudah dibuang," kata peserta perempuan tersebut.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sleman Kuntadi mengatakan pihaknya akan melakukan "assessment" lanjutan bila seorang terindikasi mengonsumsi obat-obatan terlarang.

"Kami akan melihat apakah mereka ini hanya pemakai, pecandu atau sudah masuk ke dalam jaringan peredar," katanya.

Kuntadi menyambut baik dan mengapresiasi Disbudpar Sleman yang menyelenggarakan tes narkoba untuk peserta Dimas Diajeng 2016. Apalagi, kondisi geografis Sleman memang mendukung ditunjang dengan 40 perguruan tinggi dan banyak pemondokan, tempat hiburan, dan banyak tempat lainnya.

"Ada beberapa wilayah yang rawan terhadap peredaran narkoba, seperti di Depok, Gamping, Mlati, Ngaglik, dan Kalasan, sedang daerah lainnya masuk rangking dua rawan narkoba," katanya.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016