Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR Henry Yosodiningrat mendatangi Bareskrim Polri untuk menanyakan perkembangan penanganan kasus dokter Rica Tri Handayani yang hilang pada Desember 2015.

"Kami ke sini (Bareskrim) untuk menindaklanjuti penanganan kasus hilangnya dokter Rica. Dalam hal ini kapasitas saya bukan sebagai pengacara, tetapi sebagai wakil rakyat dan dokter Rica adalah warga dapil saya," kata Henry di Gedung Bareskrim, Jakarta, Kamis.

Dalam kesempatan tersebut, Henry yang mendampingi orang tua dokter Rica, langsung menemui Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Carlo Brix Tewu.

Pihaknya meminta Carlo untuk mengerahkan anak buahnya guna membantu Polda DIY mencari dokter Rica dan anaknya yang hilang. "Saya ingin tim yang bergerak bukan hanya setingkat polda, tapi juga Bareskrim," ujar Henry.

Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta kini masih menyelidiki laporan hilangnya dokter Rica Tri Handayani (28) yang membawa serta anaknya Zafran Alif Wicaksono setelah berpamitan kepada suaminya Rabu pekan lalu (30/12).

"Kami langsung melakukan penyelidikan setelah mendapatkan laporan dari suaminya yang bernama Aditya Akbar Wicaksono," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Yogyakarta Kombespol Hudit Wahyudi.

Menurut Hudit, sesuai penuturan suaminya, dokter muda alumnus Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, angkatan 2006 itu berpamitan kepada suaminya dan kedua orang tua, kakak, serta adiknya.

Menurut dia, sebelumnya Rica yang berasal dari Lampung, tiba di Yogyakarta pada 12 Desember 2015 untuk mengunjungi suaminya yang sedang menempuh spesialisasi dokter bedah di Universitas Gadjah Mada.

Selanjutnya, pada 29 Desember 2015, Rica dan suaminya pergi ke rumah saudaranya di Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, dan menginap di sana.

Keesokan harinya, pada 30 Desember 2015, ketika suaminya sedang menjalani pendidikan spesialisasi di RS Sardjito, Rica dan anaknya, Zafran Alif Wicaksono yang masih balita, meninggalkan rumah.

"Sesuai penuturan saudaranya ia dijemput seseorang yang masih terhitung kerabatnya. Penjemput itu juga menggunakan pakaian khusus," kata dia.

Hudit melanjutkan, sebelum pergi Rica mengaku kepada orang tuanya bahwa dia akan pergi berjuang di jalan Allah, sedangkan kepada suaminya, Rica meninggalkan sepucuk surat.

Dalam suratnya, ia berkeluh kesah bahwa saat ini banyak terjadi bencana yang antara lain disebabkan banyaknya umat Islam yang telah jauh dari akidah.

"Lantas dia berpamitan dan merasa bertanggung jawab dengan mengabdi di jalan Allah," kata Hudit mengutip isi surat Rica kepada suaminya.

Hudit menyatakan Ditreskrimum Polda DIY telah membentuk dua tim untuk melakukan pencarian.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016