Subang (ANTARA News) - Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan mendukung pembudidayaan ikan lele menggunakan sistem bioflok yang jauh lebih menguntungkan karena dapat menghasilkan lele hingga 10 kali lipat dari budidaya biasa.

"Jika di kolam biasa satu meter kubik bisa dimuati 60 ekor lele, maka di kolam bioflok yang sama bisa berisi 600 lele," kata Kepala Bidang Pelayanan Teknis Sosial Ekonomi Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan Catur Pramono Adi di sela Bimbingan Teknis Teknologi Adaptif Kelautan dan Perikanan di Subang, Jabar, Senin.

Pada sistem bioflok, ujar Catur Pramono Adi, tidak diperlukan lahan kolam yang luas untuk budidaya lele, cukup kolam buatan menggunakan bahan terpal dengan rangka bambu atau besi namun dengan kualitas air yang ditingkatkan menggunakan mesin airator yang memasok sirkulasi oksigen dalam kolam.

Budidaya ikan lele sistem bioflok dilakukan dengan menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budidaya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil (floc) yang justru bermanfaat sebagai makanan alami ikan.

Pertumbuhan mikroorganisme dipicu dengan cara memberikan kultur bakteri nonpathogen (probiotik) berupa minyak dari tepung ikan yang difermentasi dan molase (tetes tebu) ke dalam kolam, ujarnya.

"Setelah beberapa hari dan muncul jentik-jentik mikroorganisme baru ditebarlah benih ikan lele ukuran sekitar 7-10 cm. Jika keasaman kolam meningkat dinetralisir dengan garam dan kapur karena pada sistem ini air yang berkualitas diutamakan," kata Catur.

Dalam waktu 45 hari, lele yang sudah berbobot enam-sembilan ekor per kg tersebut siap panen, tambahnya.

Sistem bioflok yang diperkenalkan oleh Suprapto ini, lanjut dia, mampu mendongkrak produktivitas karena dalam kolam yang sempit dan waktu yang relatif singkat dapat diproduksi ikan lele yang berlipat kali lebih banyak, sehingga biaya produksi berkurang dibandingkan dengan budidaya secara konvensional.

"Panen lele dengan sistem ini melimpah, kolam yang kecil saja bisa berisi lele siap konsumsi yang bertumpang tindih seperti cendol. Bila harga lele Rp18-20 ribu per kg pembudidaya lele untung besar," katanya. 

Pewarta: Dewanti Lestari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015