Paris (ANTARA News) - Sebanyak 30 anggota kesenian Angklung Udjo yang dipimpin Sam Udjo tampil di Paris, Rabu malam dalam rangka memperingati lima tahun Angklung sebagai Warisan Dunia Tak Benda (World Intangible Cultural Heritage) UNESCO, demikian Dubes/Wakil Delegasi Tetap RI di UNESCO, Fauzi Soelaiman kepada Antara London.

Sam Udjo menyatakan rasa syukurnya akhirnya Saung Angklung Udjo dapat berkunjung ke Markas Besar UNESCO.

Menurut Sam Udjo, banyak kemudahan yang didapatkan dalam rangka mewujudkan angklung bisa tampil di Markas Besar UNESCO di antaranya kemudahan dalam mengurus visa schengen dan paspor bagi pelajar yang belum memiliki KTP.

"Semua berjalan lancar," ujarnya.

Namun sebelum berangkat terdapat berita tentang adanya aksi teroris yang sampai di tanah air menjelang tim kesenian angklung Saung Udjo berangkat yang membuatnya cukup was-was.

Sebelumnya pada Selasa malam, Tim Kesenian Saung Udjo berhasil dengan sukses tampil di gedung Theatre Odeon de lEurope, Paris, dihadiri sekitar 800 orang berlangsung dalam suasana kota Paris masih tegang.

Sementara itu salah seorang personil tim Anglung Udjo, Ahadian Hadikusumah mengatakan rencana angklung tampil di Paris sudah sejak tiga tahun lalu. "Akhirnya penantian kami untuk tampil di kota Paris terwujud."

Menurut Ahadian, beberapa tahun lalu tim kesenian angklung Saung Udjo juga pernah berencana akan konser di Paris, namun gagal, padahal kami semua sudah siap untuk berangkat, termasuk pakaian seragam untuk tampil.

Menurut Fauzi Sulaeman izin dan kepastian pagelaran Angklung boleh digelar baru diterima Senin siang, mengingat suasana yang masih belum menentu. Paris masih menetapkan hari berkabung nasional.

"Kami lega akhirnya misi Angklung untuk Perdamaian bisa terlaksana dengan baik," ujarnya.

Ade Kadarisman Staf Pengajar Fikom Unpad yang tengah menyelesaikan studi doktoral komunikasi di Paris kepada Antara London mengatakan, momentum pagelaran Angklung di Paris sangat tepat. Bukan saja sebagai promosi seni budaya Indonesia, tetapi sekaligus menjadi pesan perdamaian untuk dunia.

"Angklung for Peace, kita dapat menampilkan harmoni damai ditengah situasi dunia saat ini," ujar mantan Wakil Muda Indonesia untuk UNESCO Youth Forum 2005 ini.

Sementara itu Yetty Aritonang Ketua Indonesia Diaspora Network (IDN) Perancis menjelaskan kekagumannya terhadap pertunjukan yang digelar.

"Saya melihat orang-orang yang hadir dari puluhan negara sangat antusias menyaksikan pagelaran meski diluar suasana Paris masih belum tenang," paparnya.

Ia menjelaskan, ia dan teman-temannya sempat khawatir juga untuk datang ke acara. Namun akhirnya ia tetap datang setelah mengetahui himbauan dari pemerintah Perancis yang menenangkan sera keinginan untuk melihat nama Indonesia berkumandang di jantung kota budaya Paris.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015