Guncangannya cukup kencang dengan durasi lebih lama, berbeda dengan gempa tektonik bulan lalu (29 Oktober 2015),"
Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan hingga pukul 19.30 WIB belum ada laporan kerusakan akibat gempa dengan kekuatan 5,6 skala richter yang mengguncang wilayah itu.

"Dari teman-teman di lapangan yang langsung melakukan identifikasi, belum ada info kerusakan apapun," kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Wahyu Pristiawan di Yogyakarta, Rabu malam.

Kendati demikian, Pristiawan mengatakan, BPBD DIY bersama BPBD Kabupaten/kota akan terus melakukan pemantauan dampak dari gempa tersebut sebab dirasakan cukup kencang.

"Guncangannya cukup kencang dengan durasi lebih lama, berbeda dengan gempa tektonik bulan lalu (29 Oktober 2015)," kata dia.

Hingga saat ini, menurut dia, identifikasi lebih digencarkan secara khusus di Kabupaten Bantul sebagai kabupaten yang paling dekat dengan episentrum gempa. "Sekarang di Bantul, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, dan Kulon Progo masih melakukan pendataan, tapi secara khusus kami fokuskan Bantul," kata dia.

Sebelumnya, Gempa tektonik berkekuatan 5,6 Skala Richter mengguncang Yogyakarta, Rabu, pukul 18.45 WIB, dengan pusat gempa di laut yang berada 120 kilometer barat daya Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Tony Agus Wijaya mengatakan posisi pusat gempa berada di 8.97 Lintang Selatan (LS) dan 110.19 Bujur Timur (BT), pada kedalaman 93 kilometer.

"Cukup kencang, namun gempa itu tidak menimbulkan tsunami," kata dia.

Menurut dia, pemicu peristiwa gempa yang terjadi dengan durasi hampir 10-15 detik itu tidak jauh berbeda dengan gempa tektonik pada 29 Oktober dengan kekuatan 5,2 SR yang disebabkan subduksi dua lempeng benua di DIY. "Sama-sama disebabkan subduksi," kata dia.

Getaran gempa tersebut, menurut Tony, dirasakan di DIY dengan skala goncangan sedang antara IV-V (Modified Mercalli Intensity).

"Goncangannya memang cukup mampu memicu keretakan pada bangunan-bangunan yang sudah tua atau tidak kokoh," kata Tony.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015