Washington DC (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan curahan hati (curhat) pernah dimarahi oleh warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Qatar saat kunjungan resmi ke negara itu beberapa waktu lalu.

Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara pertemuan dengan masyarakat dan diaspora Indonesia di Wisma Tilden Washington, Minggu sore, menyampaikan dirinya pernah dimarahi WNI yang tidak mendapatkan kesempatan masuk dan bertemu Presiden Jokowi ketika berkunjung ke negara itu beberapa waktu lalu.

"Waktu di Qatar, saya juga bertemu sekitar 300 WNI di Qatar, karena yang enggak bisa masuk ribuan yang dimaki-maki saya. Padahal saya enggak ngerti saya enggak tahu, yang dimaki-maki saya," kata Jokowi.

Ia mengatakan dirinya tidak tahu dan sama sekali tidak mengundang mereka.

Namun Jokowi memahami betapa masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri ingin bertemu Presidennya.

"Kalau yang ngundang saya, saya taruh di lapangan sepak bola semuanya," katanya.

Hal itu disampaikan terkait begitu antusiasnya masyarakat dan diaspora Indonesia di AS saat menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Wisma Tilden, AS.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk AS Budi Bowoleksono mengatakan dalam acara tersebut antusiasme masyarakat Indonesia di AS untuk bertatap muka dan berdialog dengan Presiden Jokowi sangat luar biasa.

"Awalnya kami merencanakan hanya 500 supaya adil kami membuka pendaftaran online dalam waktu satu jam sold," katanya.

Pihaknya kemudian menambah pendaftaran online untuk 750 kursi dan habis dalam waktu dua jam.

"Luar biasa yang hadir 1.250 orang mungkin lebih dari itu," kata Dubes Budi.

Pihaknya juga melakukan live streaming yang difasilitasi KBRI agar masyarakat Indonesia di AS yang tidak mendapatkan kesempatan untuk hadir di Wisma Tilden dapat menyaksikan langsung melalui Youtube.

Tepuk tangan dan suara masyarakat meneriakan nama Jokowi terus terdengar di Wisma Tilden. Banyak masyarakat berdesakan mengabadikan momen kehadiran Presiden Jokowi dengan menggunakan kamera ponselnya.

Presiden menyempatkan diri untuk berdialog dengan masyarakat dan diaspora Indonesia di AS dengan sejumlah isu aktual yang ditanyakan langsung oleh masyarakat kepada Jokowi.

Mereka bertanya soal target pembangunan proyek listrik di Tanah Air, pembahasan terkait UU dwi kenegaraan untuk anak dari hasil perkawinan campur, tentang asap yang membuat warga di AS merasa malu karena Indonesia dianggap sebagai penyebab polusi, soal korupsi, hingga illegal mining.

Masyarakat yang hadir pada kesempatan itu berasal dari 24 negara bagian di AS bahkan banyak WNI yang sengaja datang dari Indonesia ke AS untuk bisa bertemu Presiden Jokowi.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015