Bogor (ANTARA News) - Pengembangan padi varietas IPB 3S di Kabupaten Karawang, Jawa Barat dalam kegiatan Teknologi Pertanian dan Upaya Optimalisasi Produksi padi ciptaan IPB mendapat respon positif dengan meningkatnya permintaan benih di kalangan masyarakat.

"Kita melihat minat petani untuk mencari benih IPB 3S meningkat, kita berharap para penangkar menggenjot produksi benih," kata pemulia Varietas Padi IPB 3S, Dr Hajrial Aswidoor, di Bogor, Kamis.

Hajrial mengatakan, saat ini benih padi IPB 3S yang tersedia baru di tingkat penangkar dengan jumlah sebanyak 90 ton. Benih tersebut rencanannya akan ditanam di lahan seluas 3.000 hektare melalui program Kementerian Pertanian di empat provinsi.

"Tapi jumlah tersebut bisa saja berkurang, karena sebagian ditarik oleh petani yang mulai menanam varietas IPB 3S," kata Hajrial.

Untuk memenuhi permintaan varietas padi IPB 3S di kalangan masyarakat, lanjut Hajrial, ia mengharapkan para penangkar melihat hukum pasar ini dengan meningkatkan produksi benih.

"Ini sudah hukum pasar karena banyaknya permintaan, penangkar bisa memproduksi benih lebih banyak lagi untuk memenuhi permintaan pasar," katanya.

Sementara itu Koordinator Lapangan Teknologi Pertanian dan Upaya Optimalisasi Produksi Padi Varietas IPB 3S, Dr Sugiyanta mengatakan, IPB memiliki juga memiliki 800 kg benih yang baru berlabel kuning (biang benih) yang harus ditangkarkan untuk kembali menjadi benih komersial.

"800 kg ini untuk produksi benih, pada akhir 2016 baru bisa untuk menanam dua juta hektare sawah," katanya.

Sugiyanta mengatakan, IPB belum memproduksi benih dalam skala besar, benih yang tersedia baru bersifat benih pemuliaan (benih penjenis) dan belum tersertifikasi, sedangkan benih sebar berada di penangkar.

"Ketersediaan benih padi varietas IPB 3S masih terbatas, dan benih tersebut akan digunakan sebagai program pengembangan benih dalam skala besar," katanya.

Menurut Sugiyanto, bagi petani yang akan menanam IPB 3S agar memperhatikan teknologi produk yang optimum dimulai dari persemaian, pengolahan tanah, penananman, pengairan, pemupukan (disediakan dengan rekomendasi setempat), pengendalian hama dan penyakit serta pemanenan.

"Untuk menanam padi varietas IPB 3S harus dibarengi dengan Teknolgi IPB Prima. Ini meliputi tanaman harus rapat, karena gabahnya mencapai 300 butir per malay, maka malay cenderung rebah jadi harus ada pengaturan air," katanya.

Selain itu, lanjut dia, pemberian pupuk N (nitrogen) harus dikurangi dengan jumlah 90 sampai 100 kg nitrogen per hektar. Dan petani juga disarankan menggunakan pupuk silika (SI).

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015