Moskow (ANTARA News) - Perusahaan Korporasi Nuklir Rusia, Rosatom, akan meningkatkan ketahanan reaktor nuklir untuk mengatasi kebocoran pada saat terjadi bencana.

"Kami belajar banyak dari peristiwa Fukushima yang terjadi beberapa tahun lalu," ujar Kepala Departemen Rancangan Rosatom, Petr M Aksenov, dalam konferensi pers di Moskow, Rusia, Minggu.

Peningkatan yang dilakukan yakni kemampuan bertahan dalam menghadapi bencana. Reaktor daya buatan Rusia tersebut mampu bertahan hingga beberapa hari ke depan.

"Sistem pendingin reaktor daya yang kami bangun bisa bertahan hingga beberapa hari ke depan."

Selain itu, juga tergantung dari permintaan pelanggan. Misalnya, beberapa reaktor daya nuklir bertahan enam jam meski tanpa pasokan listrik.

"Kemudian, reaktor yang kami bangun di Belarusia bisa bertahan satu hari. Juga yang di Bangladesh mampu bertahan 72 jam," terang dia.

Dengan demikian, masyarakat tidak perlu risau dengan reaktor nuklir tersebut karena mempunyai kemampuan sistem pendinginan yang mumpuni.

Dia menambahkan sejumlah negara terutama di wilayah yang rentan bencana meminta perlakuan berbeda untuk mengantisipasi kondisi terburuk sekalipun.

Rosatom juga mengembangkan desain PLTN yang menggunakan reaktor berkapasitas 1200 Megawatt atau lebih dikenal dengan AES-2006 atau VVER-1200. Desain terbaru yang diciptakan Rosatom telah memenuhi seluruh persyaratan keselamatan internasional untuk pembangunan PLTN yang modern dan aman bagi masyarakat.

Reaktor VVER adalah salah satu jenis reaktor yang paling banyak digunakan di dunia.

Reaktor itu juga dirancang untuk memaksimalkan pemanfaatan energi, biaya yang lebih terjangkau, dan waktu konstruksi yang lebih singkat.

Di saat yang sama, AES-2006 juga dirancang untuk meningkatkan tingkat keamanan jika terjadi kecelakaan di luar rancangan umum, termasuk gempa bumi, tornado, dan badai salju.

Unit pertama AES-2006 saat ini sedang dibangun di Rusia dengan dua unit utama berlokasi di Sosnoyyi Bor dan Novoyoronez. Rosatom juga tengah membangun proyek PLTN di Turki, Vietnam, Belarusia, Hungarua, dan Finlandia.

Pewarta: Indriani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015