Bogor (ANTARA News) - Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu malam, sudah mulai melakukan pemotongan sapi untuk dipasarkan ke sejumlah pedagang di wilayah tersebut.

Kepala UPTD RPH Bubulak Kota Bogor, Arief Mukti mengatakan, sekitar 100 ekor sapi telah masuk ke RPH dari mulai sore hingga malam hari.

"Tapi kita belum tahu berapa ekor jumlah sapi yang dipotong, karena ini tergantung bos-bos sapi yang mau melakukan pemotongan," katanya.

Arief mengatakan, Rabu ini merupakan hari terakhir mogok dagang, sesuai pemberitahuan dari pedagang mereka mulai berjualan kembali.

Menurut Arief, informasi yang diterima dari pedagang mereka melakukan pemogokan selama empat hari mulai dari Sabtu (8/8), sampai Selasa (11/8).

"Pedagang bilang, kalau pemerintah bisa menekan harga mereka akan berhenti mogok tidak sampai empat hari. Tetapi aksinya tetap berjalan empat hari," kata Arief.

Ia mengatakan, selama pemogokan berlangsung RPH Bubulak tetap beroperasi, hanya saja tidak ada sapi yang masuk untuk dipotong.

RPH Bubulak melayani pemotongan sapi dari 20 bos pemilik sapi. Sebagian besar bos sapi berasal dan menyuplaikan dagingnya untuk wilayah Kota Bogor dan hanya satu bos yang menyuplai untuk wilayah Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

Tarif biaya pemotongan sapi di RPH Bubulak dikenai Rp35 ribu untuk satu ekor sapi. Jika situasi normal, RPH dapat memotong sampai 100 ekor sapi sehari.

Ia mengatakan, saat pemotongan sapi masih sepi, mulai dari pukul 20.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB baru 10 ekor sapi yang baru dipotong dari tiga pemilik ternak itu.

"Pemotongan sapi masih menunggu harga di pasaran, saat ini harga di pasar baru berkisar Rp130 ribu," katanya.

Salah satu wakil pemilik sapi Ridwan (40) mengatakan, rencananya ia hanya akan memotong tujuh ekor sapi untuk hari ini. Jumlah tersebut, jauh lebih sedikit dari biasanya.

"Biasanya kalau lagi normal kita motong 15 ekor. Untuk hari ini cuma tujuh ekor," katanya.

Ia mengatakan, harga daging sapi yang sudah dipotong dijual kepada bos daging yang ada di pasar sebesar Rp89 ribu. Artinya ditingkat pembeli harga masih lebih mahal kisaran Rp130 ribu per kg.

"Kami masih melihat pasar, kalau masih mahal kita belum berani potong banyak," katanya.

Pemilik sapi masih menunggu harga, karena kalau harga jual masih mahal mereka tetap merugi mengingat dayat beli masyarakat yang masih rendah.

Hingga berita ini diturunkan, aktivitas pemotongan sapi masih berlangsung di RPH Bubulak, sejumlah daging yang sudah dipotong juga telah dikirim ke bos daging yang ada di pasar.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015