Bogota (ANTARA News) - Sebanyak 10 orang cedera dalam dua ledakan di Ibu Kota Kolombia, Bogota, Kamis sore (2/7), demikian laporan media setempat.

Satu ledakan terjadi di wilayah bisnis Bogota, dan ledakan lain di pusat kota, kata Xinhua.

Kedua ledakan itu terjadi hampir berbarengan di dua bangunan berbeda milik perusahaan keuangan yang sama, Porvenir SA, kata Direktur Polisi Metropolitan Bogota Humberto Guatibonza dalam satu taklimat.

Polisi Kolombia menutup jalan di dekat lokasi ledakan, sementara beberapa helikopter terbang di atas wilayah ledakan.

Guatibonza mengatakan mereka telah memulai penyelidikan "untuk menangkap mereka yang bertanggung jawab atas serangan teror ini".

"Kami sedang meneliti kamera di kedua tempat dan kami sudah memiliki bukti. Kami telah mengidentifikasi mereka yang diduga bertanggung-jawab dan (mereka) akan segera ditangkap," katanya.

Pada Sabtu (27/6), Tentara Pembebasan Nasional (ELN) dari pemberontak sayap kiri mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap helikopter militer Kolombia pekan lalu sehingga menewaskan delapan tentara.

Peristiwa itu terjadi pada Senin di kawasan Norte de Santander. "Pada 22 Juni ... pukul 00:30 di ... Teorama, Norte de Santander, unit ELN menembak jatuh Black Hawk dengan EJC-185," kata pemberontak dalam sebuah pernyataan.

Tentara telah melaporkan serangan pada Senin tersebut, tapi menuduh Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC).

Pertempuran di Kolombia telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena gagalnya gencatan senjata sepihak yang diumumkan oleh FARC, yang telah dipuji sebagai tanda kemajuan dalam pembicaraan perdamaian dengan FARC yang telah dilakukan dengan pemerintah sejak November 2012.

Tapi ELN, kekuatan yang lebih kecil, telah mengadakan pembicaraan penjajakan mengenai proses perdamaian. Sejauh ini, kemajuan belum dicapai.

Konflik Kolombia telah menewaskan lebih dari 200.000 orang dan membuat lebih dari enam juta orang mengungsi sejak FARC didirikan pada tahun 1964. FARC memiliki sekitar 8.000 petempur terutama di daerah pedesaan, sedangkan ELN memiliki sekitar 2.500 anggota.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015