Ambon (ANTARA News) - Anggota DPR-RI asal daerah pemilihan Maluku, Mercy Barends mengatakan banyaknya mafia perikanan yang lolos dari pantauan dan pengawasan akibat kondisi geografis provinsi itu yang terdiri dari laut dan pulau.

"Pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak memberlakukan moratorium bidang perikanan cukup banyak persoalan yang muncul, tetapi yang jelas masalah penangkapan ikan ilegal dan minyak ilegal (Illegal oil) mengalami penurunan drastis," kata Mercy Barends di Ambon, Jumat.

Persoalan lainnya adalah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada sejumlah perusahaan perikanan di Maluku seperti PT Pusaka Benjina Resources (PBR) Kebupauan Aru termasuk PT Maluku Timur Jaya (MTJ) di Kota Tual yang juga telah melepaskan ratusan karyawannya.

Kondisi ini membuat Mecry Barends minta Komisi B DPRD Maluku menyusun sebuah perencanaan strategis guna menyelematkan para nelayan pesisir maupun karyawan perusahaan perikanan terkait pemberlakukan moratorium oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

"Sekarang gagasan komisi B juga harus keluar ke Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk merekap sebuah perencanaan terhadap para nelayan sekaligus memantau tingkat persoalan ekonomi yang dialami akibat dampak moratorium," ujar politisi PDI Perjuangan ini.


Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015