Jakarta (ANTARA News) - Perkumpulan Pedagang Pasar Santa memulai petisi di www.change.org/sustainablesanta karena mengkhawatirkan puluhan pedagang kecil di pasar itu akan tergusur.

Mereka meminta Gubernur DKI untuk melindungi keberlangsungan usaha pedagang, terutama pedagang lama di Pasar Santa.

Pertengahan tahun kemarin, lantai atas Pasar Santa yang tadinya kosong, mulai dihuni kios-kios kreatif yang dibuat anak-anak muda Jakarta. Hal ini mengubah suasana Pasar Santa yang sepi, menjadi ramai dikunjungi warga Jakarta.

Namun semakin banyaknya permintaan kios menyebabkan harga sewa atau beli kios yang membubung tinggi hingga lebih dari 100 persen, baik kios yang dimiliki pengembang maupun perseorangan. Hal ini berefek pada kelanjutan usaha pedagang kecil.

"Sewa saya akan dinaikkan dari 10 juta menjadi 25 juta (Rupiah). Bayangkan, naiknya 100 persen lebih. Saya ini pedagang kecil, kenaikan segitu saya tak sanggup," kata SJN, salah satu pedagang pigura di lantai bawah Pasar Santa, dikutip dari rilis diterima ANTARA News, Jumat.

Petisi berjudul "Lindungi Pasar Santa" itu dimulai Selasa (17/2) dan telah didukung lebih dari 1.500 orang.

Dalam petisinya Perkumpulan Pedagang Pasar Santa mengeluhkan bahwa pedagang-pedagang lama yang telah berjualan di Pasar Santa bertahun-tahun, jauh sebelum pasar ini ramai, terancam tidak dapat melanjutkan usahanya karena harga sewa atau jual kios yang berada di luar jangkauan.

"Sewa saya habis bulan November 2015, dan pihak pengembang bilang saya tidak bisa lanjut lagi. Kata pengembang, kios akan disewakan pada orang lain yang berani bayar lebih mahal. Saya bahkan tidak tahu berapa orang itu berani bayar," tutur Erwin, pedagang alat tulis kantor di lantai bawah Pasar Santa.

Pengurus Perkumpulan Pedagang Pasar Santa yang diwakili oleh Teddy W. Kusuma dan kawan-kawan telah bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat Rabu (18/2) untuk menyampaikan masalah tersebut.



Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015