Jakarta (ANTARA News) - Kebutuhan tenaga kerja industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) meningkat, tidak saja pada tingkat operator, tetapi juga tingkat ahli D1, D2, D3 dan D4, yang tercermin dari data permintaan tenaga kerja tingkat ahli ke Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Kementerian Perindustrian.

"Permintaan tenaga kerja industri TPT ke STTT yang setiap tahun mencapai 500 orang, sementara STTT Bandung hanya mampu meluluskan 300 orang per tahun," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin melalui siaran pers di Jakarta, Senin.

Menperin mengatakan, untuk memenuhi sebagian permintaan atas tenaga kerja tingkat ahli bidang TPT, maka mulai tahun 2012 Kemenperin menyelenggarakan program pendidikan Diploma 1 dan Diploma 2 bidang tekstil di Surabaya dan Semarang.

Kedua sekolah tersebut akan bekerjasama dengan STTT Bandung, PT. APAC Inti Corpora dan Asosiasi serta perusahaan industri tekstil di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Selain itu, lanjut Menperin, pada 2015, Pusdiklat Industri Kemenperin bekerjasama dengan Asosiasi Tekstil dan Pemerintah Daerah Kota Solo juga akan membuka Akademi Komunitas Industri TPT untuk program Diploma 1 dan Diploma 2 di Solo Techno Park.

"Para lulusan program pendidikan Diploma 1 dan 2 tersebut seluruhnya ditempatkan bekerja pada perusahaan industri," ujar Menperin.

Oleh karena itu, Menperin menyambut baik program diklat operator mesin Industri garmen berbasis three in one, dan juga mengapresiasi program-program pendidikan vokasi berbasis kompetensi untuk menyiapkan tenaga kerja ahli bidang industri TPT.

Menperin berharap, pendidikan vokasi industri dan Diklat Industri berbasis kompetensi mampu menyiapkan tenaga kerja industri yang kompeten, khususnya dalam menghadapi ASEAN Economic Community yang akan diberlakukan pada akhir tahun 2015.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015