Sejauh ini kami belum mendapatkan laporan dari masyarakat terhadap kerugian mereka akibat adanya bencana bajir, genangan dan angin kencang yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir,"
Mataram (ANTARA news) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram H Supardi mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya kerugian fisik akibat cuaca ekstrem yang terjadi di daerah ini.

"Sejauh ini kami belum mendapatkan laporan dari masyarakat terhadap kerugian mereka akibat adanya bencana bajir, genangan dan angin kencang yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir," katanya di Mataram, Kamis.

Supardi mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Internasional Lombok (BIL), bahwa cuaca di Kota Mataram pada Kamis (8/1) baik, hanya berawan.

Meski demikian, informasi yang disampaikan BMKG sebatas perkiraan, sehingga pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan dan sosialisasi terhadap masyarakat, terkait dengan berbagai kemungkinan dan ancamanan bencana selama cuaca ektrem saat ini.

"Terutama, bagi warga di pesirir pantai yang saat ini masih menghadapi musim angin barat," katanya.

Menurut dia, dari hasil pantuan tim reaksi cepat (TRC) yang melakukan pemantauan kawasan pesisir, kondisi gelombang di sepanjang sembilan kilometer pantai di Kota Mataram masih relatif aman dan terkendali.

"Kendati demikian masyarakat terutama nelayan harus tetap waspada terhadap perubahan cuaca," ujarnya.

Ia mengakui, selain angin kencang, genangan dan banjir, beberapa waktu lalu di Kota Mataram juga sempat dilanda gempa namun skalanya kecil dan waktunya singkat, sehingga tidak menimbulkan dampak.

"Selain itu pusat gempa juga tidak di sini dan kekuatannya hanya sekitar 5,4 Skala Richter (SR)," ujarnya.

Dikatakannya, Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam dari sepuluh jenis bencana yang sering terjadi di daerah ini.

Enam jenis bencana tersebut adalah banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran permukiman, gelombang pantai, abrasi serta rawan konflik sosial.

"Oleh karena itu, upaya sosialisasi dan tanggap bencana terus kami tingkatkan dan berkoordinasi dengan lurah/camat serta pihak-pihak terkait lainnya," katanya.

Pewarta: Nirkomala
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015