Dengan datang melihat penyu bertelur mereka membantu kami menjaga penyu,"
Balikpapan (ANTARA News) - Wisatawan yang datang ke Pulau Derawan dan Sangalaki, secara tidak langsung membantu menjaga kelangsungan hidup penyu, kura-kura laut yang terancam punah.

"Dengan datang melihat penyu bertelur mereka membantu kami menjaga penyu," kata Syamsudin, pemandu wisata di Pulau Derawan, Selasa.

Syamsudin juga staf World Wildlife Fund (WWF, Dana Satwa Dunia, lembaga yang peduli atas nasib satwa liar di seluruh dunia).

Penyu hijau (Chelonia mydas) menjadi penyu utama yang bertelur di Pulau Derawan, juga Pulau Sangalaki.

Menurut dia, sampai beberapa waktu lalu, ada saja pencuri telur penyu yang bersedia menempuh kekerasan untuk mendapatkan telur hewan dilindungi itu. Harga telur yang mencapai Rp7.000 per butir dan jumlah yang banyak dari seekor penyu saja membuat pencuri mau menempuh risiko itu.

Ada juga yang menggunakan modus feodal, membawa-bawa nama pejabat untuk mendapatkan telur.

"Misalnya ada pejabat yang berwisata di sini, lalu ada orang yang mengaku suruhan yang bersangkutan, minta telur atas beliau ini beliau itu," cerita Syamsudin.

Bila ada wisatawan yang menyaksikan penyu bertelur, maka kejadian seperti itu bisa dikurangi hingga menjadi tidak ada. Menurut Udin, panggilan akrab Syamsudin, para wisatawan menjadi semacam relawan yang turut menjaga penyu dan telurnya.

Wisatawan umumnya datang ke Derawan untuk snorkling atau diving, menyelam. Oleh Udin mereka juga diajak melihat penyu bertelur.

Bila ada penyu yang naik dan bertelur, ia akan memberitahu pemandu lain dan wisatawan-wisatawa yang berminat.

"Saya baru kasih tau setelah penyunya sedang bertelur," katanya. Sebelum itu, hanya petugas yang mengawasi penyu yang sedang naik dan mencari lokasi yang aman untuk meletakkan telur-telurnya.

Dia menjelaskan, penyu tidak akan naik ke darat bila dirasakannya keadaan tidak aman. Ia sangat sensitif pada cahaya. Tetapi bila sudah bertelur, penyu bisa mengeluarkan hingga 150 butir lebih telur tanpa memperdulikan lagi keadaan di sekitarnya.

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014