Bogor (ANTARA News) - Sehari setelah terjadinya teror bom di Hotel Salak, Bogor, pengamanan di hotel yang terletak di sekitar Kebun Raya Bogor itu ditingkatkan. "Kami lebih mengintensifkan pengamanan setelah kemarin (Rabu, 16/11) jam 11.00 WIB menerima paket yang dikirimkan untuk Presiden Bush dan semula diduga bom," kata Junior Public Relation and Promotion Manager Hotel Salak, Rini Sumartini, kepada ANTARA di Bogor, Kamis. Pada dialog antara Muspida Kota Bogor dengan sekitar 300 tokoh masyarakat, agama, dan pemuda se-Kota Bogor di Aula Balaikota Bogor, Kamis (16//1), Kapolresta Bogor, AKBP Nurwindianto, mengungkapkan bahwa pihaknya sempat kewalahan mendapat laporan adanya kiriman paket untuk Presiden Bush ke Hotel Salak. Hotel Salak sendiri, yang lokasinya tepat berada di depan Istana Kepresidenan Bogor, selama ini menjadi "markas besar" dari delegasi AS, baik dari unsur pengamanan maupun para diplomatnya. Menurut Nurwindianto, pihak Hotel Salak khawatir atas kiriman paket tersebut sebagai bom. Namun, setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan dan kemudian paket itu berhasil dibuka ternyata hanya berisi boneka. "Mungkin itu kiriman dari penggemar Bush," kata Nurwindianto, mantan Kapolres Garut, seraya menambahkan bahwa pihaknya akan menindak tegas jika ada pihak-pihak tertentu yang melakukan teror bom di Bogor menjelang kunjungan Presiden George W Bush. Menurut Rini, meskipun tidak menambah jumlah personel keamanan, pihak pengelola hotel mengintensifkan pengamanan dengan menyeleksi ketat arus pengunjung keluar masuk hotel. Selain itu, pihak hotel juga mendapat bantuan personel keamanan dari Polwil Bogor yang hingga kini masih tampak berjaga-jaga di sekitar hotel. Ia mengatakan untuk mengantisipasi terjadinya teror-teror serupa, pihaknya akan memperketat pemeriksaan terhadap benda dalam bentuk apapun, termasuk paket dan surat yang masuk atau dikirimkan ke alamat hotel. "Apapun yang masuk ke hotel akan melalui pemeriksaan," katanya. Diakuinya bahwa pihak pengelola hotel sempat dibuat resah dan panik saat teror bom terjadi pada Rabu (17/11) pukul 11.00 WIB. Pelaku idap gejala obsesif Ancaman teror terjadi setelah petugas kantor pos, Aang Zakaria, mengantarkan bingkisan berukuran 30 x 15 cm yang bertuliskan "To Mr Bush Hotel Salak Bogor 6121" yang kemudian diterima petugas kemanan Hotel Salak, Supriyadi. Ketika bingkisan diperiksa dengan "metal detector", reaksi sangat keras dan mengejutkan pihak keamanan hotel. Apalagi dari dalam bingkisan terdengar nada seperti bunyi detik jam. Pihak keamanan hotel selanjutnya melaporkan temuan itu kepada pihak Polwil Bogor. Kemudian petugas Polwil bersama Tim Gegana menuju tempat kejadian dan menyisir lokasi. Saat bingkisan dibuka ternyata berisi foto Bunda Maria berukuran 10 R, rangkaian batu baterai, fotokopi lamaran pekerjaan, dan kertas bertuliskan "Souvenir to Mr Bush". Setelah melakukan penyidikan lebih lanjut, tersangka pengirim bingkisan berhasil ditangkap. Pengirim bingkisan berinisial RT, warga Kampung Kaum Pandak, Sukahati, Cibinong, Bogor, itu akhirnya dilepaskan petugas kepolisian karena tidak cukup bukti yang mengarah kepada aksi teror. Dari pemeriksaan psikiater, pelaku ternyata mengidap gejala obsesif, yaitu penyakit dengan obsesi yang menggebu-gebu untuk melakukan sesuatu. Pelaku juga diketahui kemudian mengidap kemunduran berfikir yang hampir menyerupai anak-anak. (*)

Copyright © ANTARA 2006