"Ratusan dukun dan kader kesehatan terlatih itu direkrut dari masing-masing kampung yang ada di Yahukimo. Sebagian di antaranya adalah pensiunan perawat dan bidan," kata Kepala Dinas Kesehatan Yahukimo, Bongga Sumule dari Dekai, Yahukimo, melalui telepon selulernya kepada Antara di Jayapura, Minggu.
Menurut Bongga, rata-rata dari mereka direkrut dari kampung asalnya kemudian ditempatkan kembali di kampungnya. "Mereka direkrut dari kampung asalnya sehingga tidak betah ditugaskan kembali ke kampungnya," ujarnya.
Dia menjelaskan, ratusan dukun dan kader kesehatan terlatih ini setelah direkrut, mereka dilatih tentang bagaimana memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. "Kami rekrut mereka kemudian bekali dengan sejumlah materi dan latih mereka praktIk selama pelatihan yang dilakukan kurang lebih satu bulan," ujarnya.
Setelah mengikuti pelatihan, langsung ditugaskan ke masing-masing kampung asalnya. Sampai saat ini kinerja mereka dalam melayani kesehatan warga kampung sangat membantu meringankan tenaga perawat dan bidan yang tidak sempat bertugas sampai ke kampung.
"Sebenarnya kami lakukan ini untuk membantu keterbatasan tenaga perawat dan bidan serta dokter yang bertugas. Meski demikian masih membutuhkan tenaga kesehatan kurang lebih sekitar 300 orang lebih," ujarnya.
Ia menambahkan, meski keterbatasan anggaran untuk kesehatan namun pihaknya tetap berupaya keras meminta sumber dana lain dari pemerintah setempat untuk membantu masyarakat. Dinkes meminta kepada pemerintah daerah Yahukimo mengalokasikan dana sebesar Rp5 miliar lebih dari dana otonomi khusus (otsus) tiap tahun untuk membiayai para dukun dan kader terlatih itu setiap bulan.
"Dari sumber penambahan dana otsus itu, kami gaji mereka per bulan Rp1 juta. Mereka menerima gaji itu dengan senang hati dan masih melayani dengan setia di kampung-kampung sampai sekarang," katanya.
Dari data yang diperoleh, Kabupaten Yahukimo memiliki 51 Distrik dengan jumlah kampung/desa sebanyak 518. Ada 31 puskesmas, 55 puskesmas pembantu (pustu) dan 128 posyandu desa yang dikenal dengan sebutan di daerah itu polindes.
(KR-MUS)
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014
