Kenaikan harga barang setiap menjelang hari-hari besar memang wajar karena permintaan selalu meningkat, tetapi kalau ada pungli akan makin menambah kenaikan harga, karena itu harus diberantas,"
Bandarlampung (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Lampung meminta instansi terkait dan aparat keamanan dapat memberantas pungutan-pungutan liar (pungli) atas distribusi sembilan bahan pokok agar tidak memberatkan pengusaha dan memicu lonjakan harga selama bulan puasa Ramadhan dan Lebaran 1435 H/2014 M.

"Kenaikan harga barang setiap menjelang hari-hari besar memang wajar karena permintaan selalu meningkat, tetapi kalau ada pungli akan makin menambah kenaikan harga, karena itu harus diberantas," kata Ketua Apindo Provinsi Lampung, Yusuf Kohar, di Bandarlampung, Senin.

Ia menjelaskan, aparat keamanan perlu dilibatkan dalam pengawasan distribusi barang sembako itu hingga ke konsumen agar tidak terjadi hal-hal yang bisa memicu lonjakan harga.

Selain perlunya jaminan kecukupan produksi, kata Yusuf Kohar lebih lanjut, banyak hal terkait sembako itu yang harus dilakukan oleh pihak terkait.

Hal itu antara lain adalah perlunya jaminan kualitas mulai dari mutu bibit dan produksi, pupuk yang cukup dengan kualitasnya yang baik di tingkat petani, dukungan infrastruktur jalan dan jembatan untuk memperlancar distribusinya ke pasaran hingga ke tahap pengawasan dan evaluasi.

"Barang-barang strategis itu harus diawasi secara baik, karena jika tidak bisa saja barang itu asalnya dari Lampung masuk ke Sumatera Selatan (Sumsel), lalu ke Jambi dan kembali lagi ke Lampung," ujarnya.

Meningkat

Terkait dengan meningkatnya harga-harga sembako pada menjelang bulan puasa, dan hari-hari besar keagamaan, itu dinilainya wajar karena faktor pengaruh banyak hal.

"Harga barang naik karena permintaan tinggi. Belanja masyarakat juga meningkat karena pendapatan warga juga meningkat, ada yang belanja untuk perbaikan rumah, menerima Tunjangan Hari Raya (THR), atau tunjangan karyawan lainnya lalu dibelanjakan," katanya.

Namun kewajaran itu perlu diantisipasi secara dini, karena hal itu selalu berulang setiap tahunnya.

Ia menyebutkan pula bahwa banyak komoditas sembako yang diproduksi di Lampung sendiri, seperti gula pasir dan minyak goreng, sehingga seharusnya komoditas itu tidak sampai terjadi lonjakan harga yang berarti.

"Minyak goreng dan gula pasir kan pabriknya ada di Lampung, jadi kalau ada kenaikan ya yang wajar saja," katanya pula.

Sebelumnya, Kepala Dinas Koperindag dan UMKM Provinsi Lampung, Ir Ferynia dan Kepala Perum Bulog Divre Lampung Jhoni Nurashari menjamin ketersediaan sembako di daerahnya mencukupi baik pada menjelang masuknya bulan puasa Ramadhan hingga Idul Fitri 1435 H/2014 M nanti.

Pada posisi bulan Juni dan Juli 2014, misalnya di Provinsi Lampung tersedia 173.948 ton beras, dari target pengadaan tahun 2014 sebanyak 1.820.374 ton.

Khusus di Gudang Bulog Lampung kini tersedia 74.400 ton beras, sementara kebutuhan penyaluran perbulannya hanya sekitar 8.600 ton.

Karena itu, baik Ferynia maupun Jhoni mengimbau seluruh warga Lampung termasuk melalui media massa agar tidak khawatir, karena barang-barang sembako cukup tersedia, tidak perlu membeli dalam jumlah besar yang justru bisa memicu kenaikan harga.

(M023/A029)

Pewarta: M Tohamaksum
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014