Jakarta (ANTARA News) - Stres atau tekanan pada anak dapat menganggu fungsi saluran pencernaan anak.

"Hal-hal yang menjadi faktor resiko kesehatan saluran cerna salah satunya stres. Adanya stimulus dari lingkungan maka timbul reaksi stres," ungkap psikolog anak dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Rini Hildayani, M.Si.

Dia mengemukakan hal tersebut dalam diskusi tentang hubungan pencernaan sehat dan pertumbuhan otak anak di Jakarta, Kamis.

Menurut Rini, masalah psikologis tersebut pada dasarnya bermula dari rasa tidak nyaman yang dirasakan anak.

Misalnya, adanya batasan yang diberikan orang tua maupun hukuman.

"Rasa tidak nyaman ini kemudian membuat pola makan anak berubah dan menganggu fungsi pencernaannya," kata Rini.

Ia mengatakan, stres sebenarnya dapat dialami sejak usia bayi bahkan dalam kandungan.

"Karena ia (bayi) mengalami saat transisi dari uterus ke lingkungan luar. Saat berada di dalam uterus semua terpenuhi, namun ketika sudah di luar ia harus mengandalkann kemampuan refleksnya," jelasnya.

Ia menyebutkan, beberapa masalah pencernaan yang dapat muncul akibat stres ini ialah kembung, kolik, konstipasi (sembelit) dan diare.

Untuk mengatasi gangguan pencernaan karena dampak psikologis yang dialami anak, Rini menyarankan agar orang tua perlu bersikap sensitif dan responsif terhadap perilaku anak dan meningkatkan hubungan yang berkualitas antar mereka.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Pakar Gizi Medik, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr.dr. Saptawati Bardosono., M.Sc. mengungkapkan kesehatan saluran pencernaan membantu penyerapan nutrisi secara optimal.

Nutrisi yang optimal, lanjutnya akan mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak juga secara optimal.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014