London (ANTARA News) - Wakil Presiden RI Boediono beserta rombongan berkunjung ke Maeslant Barrier yang merupakan bagian dari kunjungan kerja Wapres ke Belanda untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan Nuklir (NSS) 2014.

Wapres Boediono disambut Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Hidup, Ny. Melanie Henritte Schultz van Haegen-Maas Geesteranus dan pejabat dari Water Board, kata Sekretaris Pertama KBRI Den Haag Berlianto Situngkir kepada Antara London, Rabu.

Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto dan Dubes RI untuk Kerajaan Belanda Retno Marsudi turut serta mendampingi kunjungan Wapres.

Dalam sambutannya, Menteri Schultz menyampaikan bahwa Indonesia dan Belanda mempunyai masalah yang sama di bidang air, yaitu banjir.

Luas wilayah Belanda yang berada di permukaan laut menyebabkan sekitar 55 persen wilayahnya rentan terhadap banjir.

Hal yang sama terjadi di Indonesia, khususnya Jakarta yang juga memiliki wilayah di bawah permukaan laut sehingga rawan banjir. Karena itu, kini merupakan kesempatan yang baik untuk bekerja sama menanggulangi masalah tersebut.

Menteri Schultz menyampaikan salah satu bentuk kerja sama Indonesia-Belanda di bidang pengelolaan air adalah penyusunan Masterplan of National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) dan penyiapan pendirian Project Management Unit (PMU) NCICD.

Pada saat kunjungan ke Indonesia pada 31 Maret-4 April mendatang, Menteri Shultz akan didampingi 18 pimpinan perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur.

Diharapkannya para pengusaha tersebut dengan senang hati berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan Indonesia serta menjajaki berbagai kemungkinan kerja sama di bidang pengelolaan air yang bermanfaat bagi kedua pihak.

Maeslant Barrier (Storm Surge Barrier) dibangun pada tahun 1991-1997 dengan menghabiskan biaya sekitar 450 juta euro. Mekanisme kerja Maeslant Barrier menggunakan sistem komputer yang terhubung dengan data cuaca dan permukaan laut.  (ZG/M016)

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014