Jumlah tersebut termasuk 106 butir telur yang datang pada hari ini,"
Pariaman (ANTARA News) - Pusat Penangkaran Penyu Kota Pariaman, Sumatera Barat di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara telah menerima sebanyak 5.800 butir telur sejak Januari 2014 dari masyarakat sekitar.

"Jumlah tersebut termasuk 106 butir telur yang datang pada hari ini," kata Kepala UPT Pusat Penangkaran Penyu Pariaman Citrha Aditur Bahri di Pariaman, Selasa.

Ia menerangkan, penerimaan ratusan butir telur tersebut tidak didapatkan secara cuma-cuma, tetapi melalui mekanisme jual-beli.

Setiap 1 butir telur dibeli seharga Rp3.500, katanya.

Dalam tahun ini, kata dia, pemerintah kota setempat, melalui Dinas Kelautan dan Perikanan telah mengalokasikan anggaran sebanyak Rp70 juta untuk pembelian telur-telur penyu tersebut.

Jumlah itu, lanjut dia, dua kali lipat lebih besar dibanding alokasi anggaran tahun sebelumnya.

"Pada 2013 lalu hanya cukup untuk membeli 10 ribu butir telur, padahal jumlah (telur penyu) yang datang (dari masyarakat) jauh lebih banyak. Sisanya terpaksa ditolak," katanya.

Ia mengatakan, ratusan butir telur penyu hasil pembelian tersebut kemudian disimpan ke dalam bak-bak inkubator di kawasan penangkaran untuk proses pengeraman.

Ia mengatakan, sejak beroperasi pada 2009, Pusat Penangkaran Penyu yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari pusat pemerintahan "Kota Tabuik" itu telah berhasil mengumpulkan lebih dari 30 ribu butir telur.

Dari jumlah itu, kata dia, lebih dari setengahnya telah berhasil ditetaskan. "Pada tahun lalu saja, sedikitnya telah ada sekitar 13.000 telur yang menetas," katanya.

Dia berharap, upaya yang dilakukannya itu juga mendapat dukungan dari masyarakat sekitar, utamanya dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

"Saya mengajak kepada masyarakat sekitar, yuk sama-sama kita jaga kelestarian satwa yang dilindungi ini. Keberadaan penyu penting artinya bagi siklus ekosistem bawah laut kita," katanya.

Pusat Penangkaran Penyu Pariaman menangkar tiga jenis penyu, meliputi penyu hijau (chelonia mydas), penyu lekang (lepidochelys olivaceae), dan penyu sisik (eretmochelys imbricata). (*)

Pewarta: Siri Antoni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014