Forum ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan sinergi kegiatan antarnegara di Asia Pasifik.
Surabaya (ANTARA News) - Sejumlah menteri lingkungan hidup (menteri LH) dan perwakilan negara se-Asia Pasifik menggelar diskusi membahas solusi permasalahan lingkungan, khususnya pengelolaan limbah dan sampah dalam 3R (reduce, reuse, recycle) ke-5 pada 25--27 Februari 2014 di Surabaya.

"Forum ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan sinergi kegiatan antarnegara di Asia Pasifik," ujar Menteri Lingkungan Hidup RI, Balthasar Kambuaya, di sela pembukaan Forum 3R di Hotel Shangri-La Surabaya, Selasa.

Prinsip 3R yakni pengelolaan sampah yang lebih baik untuk lingkungan dengan mengurangi sampah (reduce), menggunakan kembali sampah (reuse) dan mendaur ulang sampah (recycle).

Forum ini diikuti sekitar 400 peserta yang terdiri dari 100 peserta internasional perwakilan negara maupun ahli dalam bidang 3R dan manajemen sampah serta perwakilan bilateral, multilateral, dan perwakilan PBB.

Kemudian, 280 peserta undangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Lingkungan Hidup yang mencakup perwakilan pemerintah pusat dan daerah, perwakilan sektor swasta, lembaga penelitian dan akademisi, serta LSM.

Menurut dia, masyarakat dunia saat ini, khususnya di kawasan Asia dan Pasifik memiliki kemajuan cepat dalam mewujudkan manfaat penerapan 3R pengelolaan limbah dan sampah.

"Beberapa negara di kawasan ini sudah mengadopsi penerapan prinsip-prinsip 3R dalam bentuk kebijakan, peraturan, strategi serta proyek percontohan skala nasional maupun daerah," kata dia.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Imam Santoso Ernawi mengatakan, bahwa forum ini merupakan peluang yang baik bagi proses pertukaran pengalaman dan gagasan tentang pengembangkan koalisi serta kemitraan 3R.

"Sebagai negara berkembang, Indonesia telah mengembangkan berbagai kebijakan terkait pengelolaan sampah dan 3R. Namun untuk mencapai hasil yang diharapkan maka dibutuhkan dukungan dan kemitraan dengan berbagai pihak," katanya.

Sementara itu, disinggung dijadikannya Surabaya sebagai tuan rumah, Deputi Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun, Limbah Bahan Berbahaya Beracun dan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup, Rasio Ridho Sani mengatakan, karena kota ini sudah menunjukkan kepedulian terhadap lingkungannya.

"Surabaya masuk kriteria dan sudah membuktikannya. Ini terbukti dari banyaknya program-program yang berhasil dilakukan oleh pemerintah kota dan masyarakatnya," kata dia.

Tidak itu saja, alasan lainnya menjadikan Surabaya sebagai tuan rumah karena pihaknya menerima laporan bahwa setelah melihat Surabaya secara langsung pasti terkesima dan kagum.

"Wow, Surabaya ternyata luar biasa penataan lingkungan dan pengelolaan limbah serta sampahnya. Itu laporan yang saya terima, sehingga tidak hanya teori saja," kata Rasio. 

(KR-FQH)

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014