penurunan produksi batik disebabkan perajin tidak bisa menjemur batik yang telah diwarnai dan dihilangkan lilin malam dari kain.
Pekalongan (ANTARA News) - Banjir yang merendam Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, selama beberapa pekan terakhir mengakibatkan produksi batik turun hingga 80 persen sehingga perajin merugi miliaran rupiah.

Hal itu disampaikan Ketua Paguyuban Batik Kemplong Wiradesa, A. Failasuf, usai menerima kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di International Batik Center (IBC) Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Rabu.

"Ada sekitar 12.000 perajin batik di Kabupaten Pekalongan. Akan tetapi akibat banjir telah mengakibatkan produksi batik turun 80 persen karena perajin tidak bisa membatik," katanya.

Menurut dia, penurunan produksi batik disebabkan perajin tidak bisa menjemur batik yang telah diwarnai dan dihilangkan lilin malam dari kain (dilorot, red.).

Selain itu, kata dia, perajin dan pengusaha batik tidak berani menerima pesanan selama banjir.

"Hal itulah, yang mengakibatkan kerugian mencapai miliaran rupiah. Sebagian besar pembatik masih mengandalkan penjemuran dengan sinar matahari meski ada yang sudah menggunakan mesin untuk mengeringkan, namun belum banyak," katanya.

Ia mengatakan perajin masih membutuhkan teknologi produksi batik agar bisa terus dikembangkan, termasuk teknik penjemuran.

Hasil penjemuran dengan mesin, katanya, masih sama dengan penjemuran di bawah sinar matah. Oleh karena itu kunjungan Presiden SBY ke IBC dapat memberikan motivasi yang kuat pada para perajin batik terus bersemangat menjaga batik agar tidak sampai punah," katanya.

Pewarta: Kutnadi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014