Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Kabinet Indonesia Bersatu II, Dipo Alam, temui kepala Kantor Kepresidenan Iran, Mohammad Nahavandian untuk membicarakan perluasan hubungan dengan negara republik Islam itu.

"Indonesia sangat tertarik dengan perluasan hubungan dengan Iran untuk jangka panjang terlebih lagi dengan posisi Iran sebagai ketua Grup D8 (kelompok delapan negara berkembang), kerjasama ini akan meningkatkan kerjasama regional, serta perluasan kerjasama dengan Iran," ujar Dipo dalam kunjungannya ke Tehran Iran, Minggu (2/2), seperti yang diberitakan oleh kantor Berita Iran News Agency (IRNA).

Dipo juga menegaskan bahwa Iran dan Indonesia sebagai dua negara Islam demokrasi besar dunia dapat memegang peranan besar dalam perluasan hubungan antar negara-negara Islam.

Selain itu dengan mempromosikan Islam moderat dan otentik mereka kedua negara dapat melawan kelompok ekstrimis dan teroris yang mengatasnamakan Islam, tambah Dipo yang kehadirannya disana untuk menyampaikan surat undangan resmi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Iran Hassan Rouhani.

Menurut Kepala Kantor Presiden Iran, Mohammad Nahavandian, dalam pertemuannya dengan Utusan Khusus Presiden Indonesia dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam bahwa kerjasama antara kedua negara dapat memainkan peran yang efektif dalam mempromosikan kedekatan antara negara-negara Islam.

"Pendekatan baru dari pemerintah Iran dan suasana politik yang terbuka telah menyebabkan munculnya banyak kesempatan untuk perluasan hubungan Iran - Indonesia," kata Mohammad Nahavandian.

Mohammad Nahavandian menegaskan bahwa mengingat perjanjian nuklir yang dicapai antara Iran dan enam kekuatan dunia, rintangan kerja sama dengan negara-negara lain dapat dieliminasi, dan karena Iran bertekad untuk memperluas hubungan dengan negara-negara tetangga dan Islam.

Menyikapi kedatangan Seketaris Kabinet Dipo Alam ke Tehran untuk menyampaikan surat undangan resmi dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono kepada presiden Iran Hassan Rouhani, Mohammad Nahavandian menyatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti berdasarkan kepentingan negaranya.

"Undangan resmi tersebut akan dipelajari berdasarkan kepentingan Iran dalam perluasan hubungan dan interaksi dengan negara-negara Islam, termasuk Indonesia dan saya yakin kunjungan presiden Iran ke Indonesia akan memberikan ide-ide dan peluang bagi hubungan bilateral yang lebih luas," ujar Mohammad Nahavandian.

Berdasarkan data dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Iran , hubungan bilateral antara kedua negara telah menunjukkan tren positif di berbagai bidang setiap tahun. Meskipun Iran telah menghadapi tekanan dari sanksi internasional, volume perdagangan antara Iran dan Indonesia telah meningkat secara signifikan .

Transaksi perdagangan antara kedua negara pada 2011 mencapai 1.856 milyar dolar AS, meningkat 51 persen , dibandingkan dengan 2010 ketika mencapai 1.229 milyar dolar AS. Ini menunjukan bahwa Iran memiliki 286,3 juta dolar AS surplus dari perdagangan dengan Indonesia, di mana transaksi terbesar adalah ekspor minyak dan gas Indonesia, yang mencapai 880.727 juta dolar AS, meningkat 140 persen dari 2010.

Sementara itu, ekspor non-minyak dan gas dari Indonesia ke Iran juga menunjukkan tren positif dengan peningkatan sebesar 22,5 persen mencapai 781,5 juta dolar AS dibanding 2010.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014