Washington (ANTARA News) - Hasil studi terkini menunjukkan bahwa obat anti-mual metoclopramide yang biasa dikonsumsi selama kehamilan tak berkaitan dengan peningkatan risiko cacat bawaan lahir utama, keguguran spontan, dan kasus lahir mati.

Para peneliti menganalisis lebih dari 1,2 juta kehamilan di Denmark dari 1997 sampai 2011 untuk menyelidiki hubungan antara penggunaan metoclopramide dan dampak penyimpangan serius.

Metoclopramide seringkali disarankan untuk mengatasi mual dan muntah-muntah pada masa awal kehamilan jika perawatan dengan antihistamine atau vitamin B5 gagal.

Meski metoclopramide adalah salah satu obat yang paling umum diresepkan pada masa kehamilan, data mengenai keamanan penggunaanya pada perempuan hamil terbatas, demikian menurut studi para peneliti dari Statens Serum Institut, Copenhagen.

Di dalam studi itu, ada 28.486 bayi baru lahir yang terpapar metoclopramide selama tiga bulan pertama ibu mereka hamil dan 113.698 bayi yang tidak terpapar.

Di antara bayi-bayi itu, 721 yang terpapar atau 25,3 per 1.000 kelahiran, dan 3.024 bayi yang tidak terpapar atau 26,6 per 1.000 kelahiran didiagnosis mengalami cacat selama tahun pertama kehidupan mereka.

Dalam analisis individual mengenai kategori kecacatan, para peneliti tidak menemukan hubungan antara penggunaan metoclopramide dalam tiga bulan pertama dan 20 kecacatan, termasuk penyimpangan tabung syaraf, bibir sumbing, sumbing langit-langit mulut dan kekurangan anggota tubuh.

Para peneliti juga tak menemukan peningkatan risiko keguguran spontan, bayi lahir mati, kelahiran dini, bayi berbobot lahir rendah, dan pertumbuhan janin terbatas berhubungan dengan penggunaan metoclopramide saat kehamilan.

"Data keamanan ini mungkin membantu memberitahu pengambil keputusan ketika perawatan dengan menggunakan metoclopramide dipertimbangkan saat kehamilan," demikian kesimpulan para peneliti di Journal of the American Medical Association yang dilansir kantor berita Xinhua.

(Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013