Pencegahan terorisme dan radikalisme ini bukan hanya tugas satu kelompok atau kepolisian tetapi semua masyarakat Indonesia, apapun suku atau agamanya,"
Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) mengecam peledakan bom di Vihara Ekayana Jakarta dan mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas pelaku pengeboman pada peristiwa yang terjadi Minggu (4/8).

Ketua Umum ISNU Ali Masykur Musa di Jakarta, Selasa, mengatakan, apapun alasannya berbuat kasar apalagi sampai menghilangkan nyawa sesama makhluk Tuhan adalah biadab dan tidak dibenarkan menurut agama.

Aparat keamanan, katanya, harus mengusut tuntas apakah ada hubungan dengan aksi teror global dalam peristiwa itu apalagi akhir-akhir ini pengeboman di belahan Asia Selatan dan Timur Tengah lagi marak.

"Menghubungkan dengan aksi teror global sangat diperlukan karena jaringan dan akar teroris di Indonesia belum habis, bahkan kaderisasi jalan terus. Sekali lagi, pengeboman itu harus diusut tuntas, kata Cak Ali, panggilan akrab Ali Masykur Musa.

Ali Masykur Musa yang juga Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengingatkan jangan sampai kejadian tersebut menjalar dan merusak kedamaian yang selama ini sudah terbangun.

"Jangan sampai ada nila setitik merusak susu sebelanga apalagi ada pihak yang merekayasa dan memanfaatkan peristiwa ini untuk keuntungan pribadi atau kelompoknya," katanya.

Berkaitan dengan pesan yang dikaitkan dengan Muslim Rohingya, Cak Ali mengingatkan kepada umat Islam Indonesia jangan sampai terpancing, apalagi dalam suasana menjelang Idul Fitri.

Kepada para Khotib Shalat Idul Fitri hendaknya lebih menyampaikan spiritualitas dan kesalehan sosial, jangan sampai justru memprovokasi umat, katanya.

Umat Islam harus menunjukkan bahwa "Islam Rahmatan Lil Alamin" yang menjunjung tinggi kedamaian dan toleransi, kata Cak Ali.

Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersatu melawan kekerasan.

"Pencegahan terorisme dan radikalisme ini bukan hanya tugas satu kelompok atau kepolisian tetapi semua masyarakat Indonesia, apapun suku atau agamanya," ujar Cak Ali.

(B009/Z002)

Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013