Seharusnya yang dilakukan adalah meningkatkan infrastruktur maritim di Selat Sunda seperti penyebarangan Merak-Bakaehuni dan merampungkan pembangunan PIB (Pelabuhan Internasional Bojonegara) di Serang Banten,"
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Maritime Institute (IMI) menyatakan tidak setuju atas rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS), karena pembangunan jembatan tidak sesuai dengan kondisi Indonesia sebagai Negara Kepulauan.

Direktur IMI, Y Paonganan dalam keterangan pers di Jakata, Rabu malam, mengatakan JSS yang akan menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera diperkirakan akan menghabiska biaya ratusan triliun rupaih.

Menurutnya, JSS adalah tidak sesuai hakekat  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara kepulauan yang seharusnya mengedepankan strategi maritim dalam membangun negara ini.

"Seharusnya yang dilakukan adalah meningkatkan infrastruktur maritim di Selat Sunda seperti penyebarangan Merak-Bakaehuni dan merampungkan pembangunan PIB (Pelabuhan Internasional Bojonegara) di Serang Banten," katanya.

Bahkan, lanjut Paonganan, JSS juga akan menghalangi ALKI Selat Sunda yang merupakan amanat dari UNCLOS 82 sebagai konsekuensi dari dicetuskannya Deklarasi Djuanda 1957.

"Pemerintah jangan terlalu yakin dan ambisius dengan pembangunan JSS, perlu dipertimbangkan faktor-faktor lainnya agar tidak mempermalukan Indonesia di mata Internasional," ungkapnya.

Selain itu, Paonganan menambahkan potensi kerawanan gempa di Selat Sunda sudah diwanti-wanti oleh pakar geologi.

"Aspek oseanografi juga harus diperhatikan dalam  pembangunan JSS yang bisa berpotensi mengubah pola arus yang akan berimplikasi terhadap kehidupan biota laut yang ada diperairan Indonesia," katanya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013