Memang benar, usai menggunakan obat-obat tersebut, kulit menjadi lebih cerah dan bebas jerawat dalam waktu singkat. Namun dampak selanjutnya bisa membahayakan."
Jakarta (ANTARA News) - Konsumen yang gemar membeli produk kecantikan dan perawatan kulit yang dijual secara `online` atau melalui Internet, sebaiknya lebih waspada, imbau dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Gloria Novelita, SpKK dari Klinik BeYouTiful.

"Saat ini saya banyak menaruh perhatian pada produk perawatan yang dijual melalui toko online (online shop), yang memberikan solusi instan namun ternyata berbahaya," ujar Gloria usai jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Produk kecantikan dan perawatan kulit yang dimaksud oleh Gloria adalah jenis pemutih kulit serta penghilang jerawat, yang diduga mengandung aneka senyawa yang dapat membahayakan kesehatan penggunanya.

Sebut saja senyawa seperti merkuri, hidroquinon, serta asam retinoat dengan dosis tinggi, yang dikatakan Gloria banyak digunakan oleh produsen obat untuk memberikan hasil yang cepat dan memuaskan.

Sebagian besar produk kecantikan dan perawatan kulit tersebut diduga tidak mendapatkan surat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan karena dianggap mengandung zat berbahaya.

"Memang benar, usai menggunakan obat-obat tersebut, kulit menjadi lebih cerah dan bebas jerawat dalam waktu singkat. Namun dampak selanjutnya bisa membahayakan," jelas Gloria.

Untuk penggunaan kosmetik atau produk perawatan yang mengandung hidroquinon dalam jangka waktu tertentu, dikhawatirkan dapat menyebabkan okromasi kulit.

"Okromasi itu adalah deposit pigmen, tapi bukan pigmen melamin seperti biasa namun intensitasnya hampir permanen sehingga sulit sekali untuk diobati," jelas Gloria.

Penderita okromasi kulit biasanya memiliki wajah yang berwarna biru keabu-abuan, dan seolah-olah seperti terdapat pasir di bawah kulitnya.

Sementara itu kandungan merkuri pada kosmetik dan produk perawatan ditakutkan akan membawa bahaya sistemik pada tubuh.

"Tahu sendiri kan, merkuri itu bisa mengganggu ginjal dan merusak sistem saraf sehingga efek sistemiknya lah yang kita takutkan," kata Gloria.

Gloria juga mengimbau agar konsumen menaruh curiga bila ada obat atau perawatan kulit yang menawarkan solusi kulit secara instan hanya dalam tujuh atau delapan hari. Karena pada kenyataannya obat yang baik harus bisa meregulasi kulit terlebih dahulu.

"Itu ada waktunya yaitu sekitar tiga kali siklus kulit. Satu kali siklus kulit itu sekitar 28 sampai 30 hari, jadi bertahap," jelas Gloria.

Perbaikan kondisi kulit dalam kurun waktu satu bulan dikatakan Gloria sudah tergolong wajar, namun bila dalam waktu kurang dari sebulan obat sudah menunjukkan hasil optimal, patut dicurigai.

Lebih lanjut Gloria menjelaskan, berdasarkan observasi yang dia lakukan, ciri-ciri produk perawatan kulit yang mengandung senyawa berbahaya memiliki bau khas, serta warnanya seragam.

"Pada krim pemutih itu terbagi jadi krim pagi dan krim malam. Kalau krim pagi warnanya kekuningan sementara untuk malam warnanya putih mutiara," papar Gloria.

Sementara itu, obat yang pada umumnya diberikan oleh dokter kulit dan kecantikan pada umumnya berwarna putih untuk krim siang dan kekuningan untuk krim malam.

Krim siang dikatakan Gloria berwarna putih karena mengandung ekstrak vitamin A.  (M048/T007)

Pewarta: Maria Rosari
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013