"Banyak calo itu sudah biasa. Sejak awal saya sudah berkomentar, tapi itu tidak perlu menjadi kekhawatiran Angkasa Pura. Rembugan dulu dengan saya,"
Kulon Progo (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta PT Angkasa Pura I tidak perlu khawatir terkait tingginya harga tanah untuk pembangunan bandara di Kabupaten Kulon Progo.

"Banyak calo itu sudah biasa. Sejak awal saya sudah berkomentar, tapi itu tidak perlu menjadi kekhawatiran Angkasa Pura. Rembugan dulu dengan saya," kata Sultan di Kulon Progo, Jumat.

Ia mengatakan Sultan Ground (tanah milik kesultanan) dan Pakualam Ground (tanah milik Pakualaman) siap digunakan untuk pembangunan bandara Kulon Progo. Selain itu, pihaknya telah memberikan izin perluasan Bandara Adisutjipto. Namun, belum ada tindak lanjut dari Angkara Pura.

"Tidak ada masalah. Bahkan Angkasa Pura mau perluasan Bandara Adisutjipto sudah dibicarakan tiga tahun lalu, sudah dikonfirmasi, tapi tidak dimulai-mulai, hanya pindah kantor. Kantor Angkasa Pura saja," kata Sultan.

Terkait pernyataan Komisi IV DPR yang siap membangunkan "run way" jika pemerintah daerah menyiapkan lahan, Sultan mengatakan sudah sejak tiga tahun lalu lahan untuk bandara disiapkan pemerintah daerah.

"Sudah tiga tahun lalu lahan sudah ada. Soal tanah tidak ada masalah, ini tinggal kemauan Angkasa Pura maunya apa?," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan meminta PT Angkasa Pura I untuk melengkapi rencana induk pembangunan Bandara Kulon Progo. Bandara yang merupakan pengganti Bandara Adisutjipto ini, rencananya akan mulai dibangun akhir 2014.

Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Puara I Farid Indra Nugraha mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan menemui Sultan untuk tindak lanjut rencana pembangunan bandara.

"Saat ini masalah pembangunan Bandara Kulon Progo masih terkendala lahan. Memang, 40 persen dari lahan yang akan dijadikan bandara itu milik lahan raja. Sementara 60 persen adalah lahan rakyat dan lahan produksi," kata Farid.

Pembanguan bandara di Kulon Progo ini untuk menggantikan Bandara Adisutjipto yang kapasitasnya sudah tidak memadai lagi.

(KR-STR./H008)

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013