Kirkuk, Irak (ANTARA News) - Ledakan-ledakan di Irak, termasuk dua bom mobil dan satu bom pinggir jalan di kota wilayah utara, Kirkuk, menewaskan 12 orang dan mencederai 23 lainnya, Rabu, kata sejumlah pejabat.

Dengan korban-korban terakhir itu, sepanjang bulan ini sudah lebih dari 120 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas sumber-sumber keamanan dan medis.

Pemboman pertama di Kirkuk merupakan yang paling mematikan diantara serangan-serangan tersebut, yang menewaskan delapan orang dan mencederai delapan lain, kata pejabat-pejabat itu.

Serangan itu disusul dengan ledakan bom pinggir jalan yang ditujukan pada konvoi kepala kepolisian Kirkuk, yang menewaskan dua orang dan mencederai sembilan lain.

Di Tarmiyah, sebelah utara Baghdad, serangan bom bunuh diri dengan sepeda-motor menghantam sebuah pos pemeriksaan polisi, menewaskan satu polisi dan mencederai empat lain.

Sebuah bom pinggir jalan juga meledak di Mosul, Irak utara, menewaskan satu polisi dan mencederai dua lain.

Serangan-serangan itu terjadi setelah gelombang kekerasan menewaskan lebih dari 240 orang dalam tujuh hari pada akhir April, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai kembalinya kerusuhan sektarian yang menewaskan puluhan ribu orang.

Kekerasan itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Lebih dari 450 orang tewas dalam kekerasan pada April, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas keterangan dari pejabat-pejabat keamanan dan medis, sementara jumlah kematian pada Maret mencapai 271.

Sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013