Depok (ANTARA News) - Sejumlah penumpang KRL Jabodetabek meminta surat keterangan keterlambatan kepada pihak stasiun

"Sudah sekitar dua tumpuk berisi masing-masing 100 lembar surat keterangan yang kami berikan untuk penumpang. Mungkin sekitar 200an lembar surat," kata Kepala Stasiun Depok Baru Acep Agus di Depok.

Surat keterangan keterlambatan itu, menurut Acep, diberikan cuma-cuma kepada penumpang yang membutuhkan surat izin terlambat masuk kantor akibat perjalanan KRL yang hanya sampai Stasiun Pasar Minggu.

Tujuannya agar penumpang yang terlambat ke tempat tujuan tidak dianggap membolos atau sengaja datang terlambat oleh manajemen kantor mereka.

"Syaratnya, penumpang harus melampirkan tiket KRL tujuan apa pun, baik KRL Ekonomi maupun Commuter Line, untuk bisa mendapatkan surat keterangan terlambat," ujarnya.

Selain pegawai kantor, penumpang yang biasanya meminta surat keterangan keterlambatan juga berasal dari pelajar dan mahasiswa.

Salah seorang penumpang, Ajeng (29), mengakui meminta surat keterangan agar mendapat kompensasi atas keterlambatannya.

"Saya kerja di bank, jadi tidak libur. Ini kan keadaan khusus, jadi harus ada surat keterangannya," ujarnya.

Ajeng juga menuturkan tetap melanjutkan perjalanan dengan kereta meskipun harus melanjutkan dengan angkutan lain untuk sampai tempat kerjanya.

"Kebetulan saya harusnya turun di Kalibata, tetapi kereta kan hanya sampai Stasiun Pasar Minggu," ungkapnya.

Penumpang lain yang juga meminta surat keterangan terlambat, Dewi (31), mengungkapkan akan menggunakan bus untuk bisa sampai di kantornya di daerah Thamrin.

"Saya juga tetap masuk, makanya minta surat izin supaya tidak dianggap libur," katanya.

Meski demikian, dia juga belum tahu kondisi jalanan yang akan dilaluinya dengan bus, mengingat banyaknya ruas jalan yang ditutup akibat genangan banjir.

"Kalau keadaannya di kantor banjir, mungkin kantor akan meliburkan karyawannya," katanya.

(A062/A011) 

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013